Kalimantan Timur
Bencana Asap Berdampak Pada ISPA dan Jantung

Bencana Asap Berdampak Pada ISPA dan Jantung

 

SAMARINDA - Bencana asap yang melanda masyarakat Kaltim berdampak pada serangan penyakit Inpeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan iritasi mata hingga serangan jantung,  karena kondisi asap mengakibatkan kadar oksigen dalam tubuh manusia semakin berkurang.

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Rini Suksesi Retno didampingi Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2 dan PL) Soeharsono mengatakan dari bencana ini terdeteksi penderita ISPA di Kaltim mencapai 39.804 orang pada September hingga awal Oktober. Sebelumnya, sejak Juli-Agustus penderita ISPA karena asap mencapai 38.858 orang se Kaltim.

“Secara umum kondisi udara di Kaltim semakin buruk. Karena itu, diminta masyarakat khususnya orang tua agar memakaikan masker kepada anak-anak. Sebab, ISPA di Kaltim cenderung diderita anak-anak. Bahkan, jika tidak ada keperluan yang mendesak atau penting, sebaiknya tidak perlu keluar rumah,” kata Rini Sukesi Retno di Samarinda, Senin (19/10).

Kondisi asap di Kaltim dinilai sangat mengkhawatirkan. Terutama daerah yang terjadi kebakaran hutan dan lahan. Karena itu, kondisi udara di Kaltim semakin mengkhawatirkan, apabila kebakaran hutan dan lahan semakin bertambah.

Selain ISPA, dampak dari bencana asap ini juga menyebabkan iritasi mata bahkan penyakit jantung. Bukan hanya itu, tumbuh kembang anak juga akan terganggu akibat kondisi ini. Karena kadar oksigen yang semakin berkurang.

“Dengan udara yang tidak sehat, otak anak-anak semakin terganggu, sehingga akibatnya kualitas hidup anak semakin mengkhawatirkan,” jelasnya.

Dari kondisi tersebut, diharapkan tidak terjadi serangan penyakit penemonia atau penyakit yang banyak menyebabkan kematian pada anak dan balita. Karena itu, penyakit tersebut dapat diwaspadai.“Kita harapkan ini tidak terjadi di Kaltim,” jelasnya.

Kondisi cuaca panas juga mengakibatkan penyakit selain ISPA maupun iritasi mata karena asap, tetapi juga mengakibatkan serangan diare, karena kebutuhan air bersih yang berkurang.

“Secara keseluruhan penderita diare akhir September mencapai 39.953 orang se Kaltim. Penderita diare juga mulai meningkat di berbagai kabupaten/kota pada minggu ini, yakni Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Mahakam Ulu, Kutai Timur dan Bontang. Karena itu, diharapkan masyarakat menggunakan air bersih dengan hemat. (jay/es/hmsprov).  

Berita Terkait
Government Public Relation