Kalimantan Timur
BLH Kaltim Temukan Bakteri Pada Ikan Mati di Sungai Segah

Kepala BLH: Masih Aman Dikonsumsi

 

SAMARINDA - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kaltim menemukan bakteri yang terdapat pada ikan yang mati di Sungai Segah, Kabupaten Berau. Kepala BLH Kaltim Riza Indra Riadi mengatakan, temuan bakteri itu terungkap berdasarkan hasil laboratorium sistem dan teknologi akuakultur dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.

"Kita sudah melakukan pemantauan di Sungai Segah, Kabupaten Berau. Kami  mengambil beberapa sample,  lalu kami bekerjasama dengan Unmul untuk uji laboratorium. Hasilnya disimpulkan ikan tersebut mati dengan kondisi insang tertutup lendir bercampur cyanobacteria yang telah membusuk," kata Riza Indra.

Riza menjelaskan, semua ikan yang dianalisa, mati pada kondisi lambung dan usus yang penuh cyanobacteria.  Hal ini menguatkan kemungkinan ikan-ikan itu mati karena pengaruh racun cyanobacteria.  Cyanobacteria, kata Riza, dapat memproduksi racun neutrotoksin (saraf), hepatotoksin (hati) dan cytotoksin (sel) sehingga berbahaya bagi hewan dan manusia.

"Bakteri ini akan menimbulkan dampak keracunan pada ikan. Bahkan, bisa sampai ke manusia ketika terjadi booming atau ledakan populasi cyanobacteria," katanya.

Mengenai penyebab timbulnya bakteri itu, Riza mengatakan, bahwa faktor alam bisa menjadi penyebab timbulnya cyanobacteria karena bila dilihat topografi air di Sungai Segah itu tenang dan sungainya sangat rendah. Sehingga, air cenderung mengendap. Ditambah lagi adanya cahaya matahari yang masuk ke dalam air.

"Ini terjadi kemungkinan karena musim kemarau yang berkepanjangan sehingga volume air mengecil," katanya.

Apakah ikan dari sungai itu masih aman dikonsumsi masyarakat? Riza mengatakan, ikan Sungai Segah masih aman dikonsumsi. Namun, Riza menganjurkan agar sebelum dikonsumsi, ikan harus direbus atau digoreng sempurna dengan tingkat panas yang tinggi agar dapat menghilangkan bakteri yang ada pada ikan itu.

"Ikan terlebih dulu harus dibersihkan. Dibuang insang dan bagian perutnya. Terutama pada bagian darahnya. Itu harus dibersihkan dengan benar karena bagian ikan yang bisa terkena racun itu adalah darahnya," ungkap Riza.

Selain itu, BLH Kaltim bekerja sama dengan BLH Kabupaten Berau, laboratorium independen dan masyarakat nelayan juga melakukan pemantauan kualitas air Sungai Segah pada Selasa (13/10) lalu dengan tujuan untuk mengetahui kualitas air sungai serta indikasi pencemaran karena adanya ikan mati di sungai itu.

BLH Kaltim dalam metode pemantauannya melakukan pengambilan sampel air sungai, pengambilan sampel ikan, pengiriman sampel ikan ke laboratorium terakreditasi PT Anugerah Analisis Sempurna (AAS) di Jakarta dan ke Fakultas Perikanan Unmul.

"Lokasi pemantauan ada enam  titik yang mewakili hulu Sungai Segah  sampai hilir Sungai Segah. Secara visual, warna air sungai jernih dengan beberapa lokasi agak keruh dan kondisi sungai terlihat surut," tambah Riza. (rus/sul/es/hmsprov)

Berita Terkait
Government Public Relation