SAMARINDA - Lima orangutan dari Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo dalam Program Reintroduksi Orangutan dan Rehabilitasi Lahan Samboja Lestari akan menempati rumah baru di Hutan Kehje Sewen, Kutai Timur dan Kutai Kartanegara setelah dilepasliarkan kehabitat alamnya oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak pada Selasa (18/10) di Halaman Kantor Gubernur Kaltim.
Pelepasliaran kelima orangutan itu merupakan kerjasama antara Yayasan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS) dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim. Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengatakan bahwa Pemprov Kaltim sangat mendukung pelestarian keanekaragaman hayati di Kaltim termasuk pelestarian satwa langka orangutan (pongo pygmaeus).
"Berbicara tentang orangutan, maka perhatian kita saat ini akan tertuju pada potensi hutan dan nasib orangutan. Populasi orangutan saat ini terus berkurang. Kehidupannya sudah terusik karena maraknya eksploitasi hutan sejak puluhan tahun silam, pembukaan lahan perkebunan dan akibat terjadinya kebakaran hutan serta bencana alam lainnya. Karena itu, maka tidak ada upaya yang tepat bagi kita saat ini selain melakukan penyelamatan orangutan dan habitatnya," kata Gubernur Kaltim Awang Faroek ishak saat memberikan arahan dalam acara pelepasliaran orangutan.
Dalam penyelamatan orangutan, Pemprov Kaltim memberi apresiasi khususnya kepada Yayasan BOS, PT. RHOI, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BKSDA, para donor dalam dan luar negeri serta semua pihak yang selama ini sudah melakukan langkah-langkah penyelamatan orangutan.
"Penyelamatan orangutan memerlukan kepedulian kita semua melalui berbagai upaya sesuai kemampuan kita masing-masing. Pemprov Kaltim sendiri saat dilaksanakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII di Kaltim menetapkan orangutan sebagai salah satu dari tiga maskot PON selain pesut dan burung enggang karena orangutan merupakan satwa khas Kaltim yang saat ini populasinya sudah mulai berkurang," katanya.
Awang berharap, masyarakat Kaltim maupun seluruh masyarakat di seluruh Indonesia akan tergugah untuk semakin peduli terhadap penyelamatan satwa-satwa langka dengan mengambil satwa-satwa maupun flora langka dan khas Kaltim sebagai maskot suatu even berskala nasional maupun internasional.
"Keragaman alam hayati dan ekosistemnya harus kita pertahankan, kita lestarikan dan kita wariskan hingga ke anak-cucu yang akan datang," katanya.
Sementara itu pimpinan Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) Jamartin Sihite menyebutkan bahwa kelima individu orangutan yang dilepasliarkan tersebut menambah jumlah orangutan di Hutan Kehje Sewen menjadi 49 orangutan.
"Empat puluh sembilan orangutan tersebut adalah orangutan yang sudah kami lepasliarkan ke hutan Kehje Sewen yang luas lahannya mencapai 86 ribu hektar. Untuk kelima orangutan yang saat ini kita lepasliarkan berjenis kelamin betina dan jantan yang berasal dari Bengalon dan Sangkulirang di Kutai Timur dan Sebulu di Kutai kartanegara," katanya. (rus/sul/es/humasprov)
21 Februari 2013 Jam 00:00:00
Sosial
17 Oktober 2016 Jam 00:00:00
Sosial
17 Maret 2014 Jam 00:00:00
Sosial
03 Mei 2013 Jam 00:00:00
Sosial
23 Januari 2022 Jam 09:24:48
Sosial
16 Januari 2015 Jam 00:00:00
Sosial
22 September 2023 Jam 17:03:23
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 17:01:11
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:56:55
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:53:17
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:49:24
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
03 Juni 2016 Jam 00:00:00
Pemerintahan
03 Februari 2014 Jam 00:00:00
Komunikasi dan Informatika
03 Desember 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
09 Oktober 2019 Jam 20:08:30
Kegiatan Pemerintah
11 November 2019 Jam 08:31:06
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah