Pabrik 5 Pupuk Kaltim Perlu Jaminan Pasokan Gas
BONTANG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui, pengoperasian Pabrik 5 PT. Pupuk Kaltim akan sangat membutuhkan pasokan gas. Operasional pabrik ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pupuk nasional dan menjaga ketahanan pangan nasional.
Terkait hal tersebut, Presiden Jokowi berharap pasokan gas perlu dukungan berbagai pihak untuk membantu perusahaan pupuk agar dapat memproduksi pupuk secara berkelanjutan. Misalnya, dengan pasokan gas yang bersumber dari batu bara. Dukungan dari industri batu bara akan mampu memberikan kontribusi besar untuk membantu produksi pupuk di daerah.
“Apabila pasokan gasnya tidak ada, perusahaan itu tidak akan bisa berproduksi lagi. Contoh pabrik pupuk di Lhokseumawe Aceh. Karena, pasokan gas tidak ada, pabrik pupuknya pun tidak produksi lagi dan akhirnya tutup,” kata Jokowi saat peninjauan Pabrik 5 PT Pupuk Kaltim (PKT) Bontang, Kamis (19/11).
Berdasarkan pengalaman di Lhokseumawe, Aceh, Pabrik 5 Pupuk Kaltim harus bekerja lebih keras untuk memenuhi pasokan gas tersebut. Namun Presiden Jokowi yakin Pabrik 5 Pupuk Kaltim diyakini mampu berkembang karena pasokan gas dari sumber energi dari batu bara yang tersedia cukup melimpah di Kaltim.
Jokowi menilai, Pabrik 5 akan terus memproduksi pupuk, karena pasokan gasnya akan selalu tercukupi. “Saya sempat menanyakan kondisi tersebut, ternyata Pabrik 5 didukung dengan pasokan batu bara, sehingga tidak perlu dikhawatirkan lagi. Artinya, produksi pupuk pabrik ini aman. Apalagi Bontang dikelilingi daerah yang memiliki sumber energi tersebut,” lanjut Presiden.
Menurut Presiden, membangun industri apapun harus jelas kalkulasinya, sehingga tidak merugikan perusahaan. Apalagi, perusahaan tersebut merupakan perusahaan BUMN. Misal, mengenai pengoperasian pabrik pupuk, energi pembangkitnya harus jelas, sehingga produksi pupuk tidak terganggu.
“Saya harap di Kaltim pembangunan produksi pupuk tidak terganggu dengan masalah pengoperasiannya, sehingga produksi pupuk terus berlanjut,” tambahnya.
Direktur Utama (Dirut) PT. PKT Bontang Aas Asikin Idat mengatakan Pabrik 5 berdiri di lahan seluas 8,4 hektar. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi lebih besar dibandingkan dengan pabrik Pupuk Kaltim yang lain.
Pabrik dengan nilai investasi US$ 576 juta ini juga menggunakan teknologi KBR Purifier untuk proses pembuatan amoniak dan Toyo Aces 21 untuk proses pembuatan urea, sehingga pabrik ini dapat menghemat konsumsi sebesar 14 MMBTU per ton. Dari kapasitas amoniak 2.500 MTPD dan urea 3.500 MTPD, pemakaian gas mencapai 80 MMSCFD.
“Jadi dari pembangunan pabrik ini penghematan biaya bahan baku Pabrik 5 mencapai kurang lebih Rp1,5 triliun per tahun dengan asumsi harga gas USD7 per MMBTU,” jelas Aas Asikin Idat. (jay/sul/hmsprov)
Foto : Presiden Jokowi saat berada di lokasi peresmian Pabrik 5 PT. Pupuk Kaltim. Presiden mengingatkan agar pasokan gas selalu tersedia agar ada jaminan produksi pupuk yang berkelanjutan. (seno/humasprov)
18 Oktober 2013 Jam 00:00:00
Pelatihan, Kepegawaian
02 Mei 2013 Jam 00:00:00
Pelatihan, Kepegawaian
31 Juli 2015 Jam 00:00:00
Pelatihan, Kepegawaian
08 November 2013 Jam 00:00:00
Pelatihan, Kepegawaian
14 Agustus 2015 Jam 00:00:00
Pelatihan, Kepegawaian
23 Maret 2013 Jam 00:00:00
Pelatihan, Kepegawaian
05 Desember 2023 Jam 21:22:29
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
05 Desember 2023 Jam 21:20:06
Gubernur Kaltim
05 Desember 2023 Jam 19:09:09
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
06 Juni 2022 Jam 19:30:28
Informasi dan Komunikasi
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
30 Maret 2015 Jam 00:00:00
Perumahan
09 Januari 2019 Jam 22:02:46
Kegiatan Pemerintah
02 Mei 2020 Jam 17:14:13
Penanggulangan Bencana
22 September 2017 Jam 12:30:45
Gubernur Kaltim