Aksi Damai Stop Kekerasan Perempuan dan Anak
SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kaltim sangat prihatin dengan semakin maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Diprakarsai, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kaltim, Pemprov Kaltim menyerukan sekaligus melakukan aksi damai stop kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak menegaskan, Pemprov Kaltim telah berkomitmen untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang akhir-akhir ini makin sering terjadi.
“Stop kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kami memiliki komitmen yang tinggi untuk bersama-sama menghentikan tindak kekerasan itu,” ujar Awang Faroek Ishak pada Aksi Damai Kaltim di halaman Hotel Atlet Stadion Madya Sempaja Samarinda, Minggu (25/5).
Sebaliknya lanjut Awang, upaya antisipasi harus dilakukan sejak dini yang dimulai dari lingkup terkecil dalam masyarakat atau lingkup keluarga. Diantaranya, terus meningkatkan rasa kepedulian dan perhatian antarsesama anggota keluarga.
Dalam setiap keluarga perlu dibangun komunikasi yang harmonis sebagai bentuk perhatian sesama anggota keluarga. Sehingga, akan terbangun ketahanan dalam rumah tangga dan terhindarkan dari hal-hal buruk dalam kehidupan berumah tangga.
“Kasus kekerasan perempuan dan anak lebih banyak terjadi dengan pelaku orang terdekat dalam keluarga. Itulah pentingnya dibangun komunikasi yang harmonis dalam kehidupan berumah tangga dan tingkatkan kepedulian antarsesama anggota keluarga,” ajak Awang Faroek.
Awang menjelaskan anak merupakan generasi penerus yang harus diberikan perlindungan dan perhatian yang besar. “Kewajiban kita semua untuk memberikan perhatian dan perlindungan sehingga terbentuk generasi penerus yang berakhlak mulia dan berkualitas,” ujarnya.
Sementara itu Kepala BPPKB Kaltim Hj Ardiningsih mengemukakan aksi damai Kaltim stop kekerasan terhadap perempuan dan anak dilakukan guna mengajak masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap semakin maraknya kasus-kasus kekerasan tersebut.
“Aksi damai ini sebagai implementasi sekaligus memberikan informasi bagi masyarakat bahwa antisipasi dan penanganan terhadap tindak kekerasan bukan semata tugas pemerintah tetapi kewajiban kita semua khususnya dalam keluarga dan masyarakat,” ujar Ardiningsih.
Ardiningsih menyebutkan pada tahun 2013 tercatat telah terjadi 619 kasus kekerasan dan 30 persen diantaranya kekerasan terhadap anak, termasuk kekerasan seksual. Hingga Mei tahun ini bahkan sudah tercatat 200 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kaltim.
Aksi damai stop kekerasan terhadap perempuan dan anak melibatkan SKPD lingkup Pemprov Kaltim dan berbagai pihak diantaranya TP-PKK Kaltim dan Samarinda, Kutai Kartanegara, Balikpapan serta Penajam Paser Utara, Bontang dan Paser serta organisasi wanita dan remaja di Kaltim. (yans/sul/hmsprov)
/////FOTO : Gubernur Awang Faroek Ishak tos-tosan bersama para pelajar. Gubernur menyerukan, jangan ada lagi kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kaltim.
29 Januari 2020 Jam 08:44:56
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
19 Desember 2015 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
19 Juni 2020 Jam 21:27:55
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
28 November 2019 Jam 12:08:36
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
09 Oktober 2015 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
21 Juni 2022 Jam 22:03:32
Informasi dan Komunikasi
21 Juni 2022 Jam 21:59:00
Gubernur Kaltim
21 Juni 2022 Jam 21:55:43
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
21 Juni 2022 Jam 21:52:04
Informasi dan Komunikasi
21 Juni 2022 Jam 21:36:40
Gubernur Kaltim
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
30 Juli 2021 Jam 22:44:50
Sosialisasi Masyarakat
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
26 Mei 2019 Jam 22:35:28
Agama
05 Maret 2013 Jam 00:00:00
Pendidikan
08 Juni 2016 Jam 00:00:00
Sosial
19 April 2016 Jam 00:00:00
Pendidikan
21 Januari 2014 Jam 00:00:00
Warga Kaltim Bicara