Kalimantan Timur
AFI: Petani Harus Menguasai Teknologi

Mewujudkan Kemandirian dan Ketahanan Pangan

SAMARINDA – Luasan wilayah yang dimiliki Kaltim memberikan peluang yang sangat besar bagi pengembangan kegiatan pertanian dalam arti luas, terutama dalam upaya mendukung program nasional serta mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan di daerah.

Gubernur Kaltim Dr H Awang Fareok Ishak dalam berbagai kesempatan selalu menegaskan komunitas petani baik petani dan nelayan serta petani hutan harus rajin dan produktif terlebih lagi harus mampu menguasai teknologi.

Menurut dia, petani harus terampil dan memiliki pengetahuan serta selalu melakukan inovasi guna meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usahanya, sehingga mengerti cara bercocok tanam dalam perubahan iklim serta mengetahui cara mengatasi hama.

Bumi tidak berkembang bahkan banyak lahan sudah tidak subur lagi karena kesalahan dalam mengelola lingkungan dan alam. “Inilah tantangan petani dan seluruh pemangku kepentingan untuk terus terampil dan menguasai teknologi,” kata Awang Faroek Ishak, terkait dengan gelaran Teknologi Tepat Guna Nasional (TTGN) XVI di daerah ini.

Teknologi yang dikembangkan saat ini telah memberikan akses yang luas bagi mendukung berbagai kegatan usaha termasuk sektor pertanian baik teknologi informasi maupun teknologi permesinan (alat mesin pertanian) termasuk teknologi terapan bidang pertanian.

Pertanian dalam arti luas yang dikembangkan dan diprioritaskan Pemprov Kaltim bersama kabupaten dan kota sesuai dengan potensi dan keunggulan yang dimiliki sekaligus mempersiapkan lokomotif ekonomi baru di daerah ini.

 

Pertanian dengan subsektor di dalamnya,  peternakan, pertanian tanaman pangan dan hortikultura, kelautan dan perikanan serta perkebunan bahkan kehutanan harus memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Komitmen ini lebih dikuatkan dengan digulirkannya kredit usaha guna memudahkan masyarakat dalam mengakses permodalan bagi modal usaha maupun mendukung pengembangan serta perluasan usaha lebih besar.

Selain sudah ratusan miliar yang tersalurkan dan dimanfaatkan pelaku usaha juga saat ini telah tersedia tidak kurang Rp1,7 triliun di Bank Pembangunan Daerah (BPD)  Kaltim uuntuk kredit usaha.

Misalnya, Kredit Ternak Sejahtera untuk permodalan usaha di subsektor peternakan dan Kredit Sawit Sejahtera sebagai modal usaha pengembangan kelapa sawit milik masyarakat atau plasma.

Kredit Perikanan Sejahtera disediakan untuk mendukung modal usaha petani perikanan (nelayan) terutama untuk kegiatan budidaya kelautan dan perikanan. Kredit Pangan Sejahtera disiapkan guna memudahkan petani tanaman pangan termasuk hortikultura.

Sehingga dengan kemudahan bagi pelaku utama maupun pelaku usaha dalam mengakses permodalan guna mendukung pengembangan usaha, maka kegiatan pertanian di Kaltim terus berkembang dan semakin diminati masyarakat.

Selain itu, Pemprov telah mendirikan lembaga yang mampu memberikan keleluasaan bagi masyarakat yang ingin mendapatkan modal usaha namun tidak memiliki agunan (jaminan), maka Pemprov mendorong berdirinya PT Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida).

“Sasaran utama kita adalah bagaimana Kaltim ini selain mampu berswasembada pangan juga mampu memberikan peningkatan kesejahteraan bagi rakyat terutama pelaku utama (petani dan nelayan),” ungkap Awang Faroek Ishak. (yans/sul/es/hmsprov)

 

////FOTO :  Gubernur Kaltim Dr H Awang Fareok Ishak bersama para petani. Penggunaan teknologi tepat guna sangat diperlukan untuk meningkatkan produktifitas hasil pertanian.(dok/humasprov)

 

Berita Terkait
Government Public Relation