Penyebaran Tenaga Perawat Belum Merata
SAMARINDA - Jumlah perawat di Kaltim sebenarnya sudah cukup. Namun karena penyebarannya tidak merata dan lebih banyak tertumpuk di daerah perkotaan, kesan yang muncul daerah ini masih kekurangan tenaga medis, terutama di kawasan terpencil dan perbatasan.
"Tenaga perawat yang ada sekarang ini berkonsentrasi di kota-kota saja, baik ibukota provinsi maupun kabupaten dan kota. Akibatnya, daerah-daerah terpencil dan perbatasan kekurangan tenaga perawat," kata Direktur Akademi Perawat (Akper) Pemprov Kaltim, Achmad Saubani, di ruang kerjanya, Senin (11/11).
Selain masalah jumlah sebaran tenaga yang kurang merata, kualitas tenaga keperawatan di daerah pedalaman dan terpencil umumnya juga belum memadai standar. Mereka kurang mendapat pelatihan dan belum memenuhi standar ilmu keperawatan modern.
"Tenaga keperawatan di daerah saat ini masih ada yang pendidikannya setara SMA atau SPK. Padahal sekarang minimal harus DIII Keperawatan untuk memenuhi tuntutan pengetahuan dan teknologi keperawatan yang berkembang pesat," ungkapnya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Akper Pemprov Kaltim membuka program khusus yakni menerima lulusan SMA bagi warga dari daerah terpencil dan perbatasan untuk menjadi perawat.
"Program itu sudah dibuka pada tahun ajaran baru 2013/2014. Program ini dibuka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di pedesaan, perbatasan dan daerah terpencil agar ke depan tersedia tenaga perawat yang andal. Diharapkan mereka tidak minta pindah, karena berasal dari daerah mereka sendiri," ungkap Achmad Saubani.
Pola penerimaan mahasiswa tidak melalui tes, tetapi dengan pengecualian, dengan persyaratan, siswa-siswi lulusan SMA jurusan IPA dengan prestasi akademik di sekolah peringkat satu sampai 10. Sedangkan nilai rapornya minimal rata-rata tujuh.
Dijelaskan, di tahun ajaran 2012/2013 sebenarnya sudah dilakukan pendaftaran jalur khusus yang pertama, tetapi hingga saat ini pendaftar dari kawasan perbatasan dan pedalaman masih belum terpenuhi sehinga dibuka lagi pada 2013/2014. Dari kuota 40 mahasiswa yang disedikan untuk diisi dari kawasan perbatasan pada tahun ajaran 2012/2013, ternyata baru terdapat 20 pendaftar atau baru terdapat 50 persen orang yang berminat.
"Untuk mencukupi jumlah kuota tersebut, pihaknya berkirim surat ke 10 kabupaten melalui dinas pendidikan, terutama kabupaten yang berada di kawasan perbatasan agar menyiapkan calon mahasiswa mengikuti sistem penerimaan di jalur khusus tersebut, sekaligus menyeleksinya," jelasnya.
Program tersebut juga sudah disampaikan kepada Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak dan mendapat sambutan positif gubernur. (sar/hmsprov).
///FOTO : Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak saat menyampaikan pengarahan kepada sejumlah perawat pada beberapa waktu lalu.(dok/humasprov kaltim)
08 September 2021 Jam 22:30:48
Kesehatan
08 Agustus 2021 Jam 17:15:55
Kesehatan
06 April 2020 Jam 19:27:20
Kesehatan
04 Desember 2015 Jam 00:00:00
Kesehatan
06 November 2019 Jam 23:34:11
Kesehatan
13 Juli 2020 Jam 22:09:41
Kesehatan
27 September 2023 Jam 16:41:53
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:38:35
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
27 September 2023 Jam 16:34:52
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:29:55
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:26:49
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
30 Januari 2018 Jam 17:44:51
Peternakan
13 September 2014 Jam 00:00:00
Pendidikan
11 Mei 2021 Jam 09:13:55
Pendidikan
14 Oktober 2022 Jam 15:04:08
Agenda Pemerintah
18 Juni 2021 Jam 17:34:55
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah