Kalimantan Timur
Alternatif Skenario dan Strategi Pengembangan

Kaltim Summit 2013 Dalam Mewujudkan Visi Kaltim 2030


Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengambil kebijakan untuk menyusun Visi Kaltim Maju 2030. Dalam pelaksanaannya, perekenomian Kaltim ke depan diharapkan tidak lagi bergantung pada sumber daya alam (SDA) tak terbarukan (migas dan batu bara) melainkan sudah berbasis pada SDA terbarukan (pertanian dalam arti luas, pariwisata dan industri manufaktur).
Dalam merumuskan Visi Kaltim Maju 2030, Pemprov memiliki alternatif skenario pembangunan ekonomi, yang disusun berdasarkan kinerja perilaku ekonomi wilayah serta strategi dan visi pembangunan jangka panjang yang telah menjadi wacana selama ini.
Dalam upaya menjalankan proses transformasi ekonomi wilayah, terdapat sedikitnya tujuh strategi yang dapat dilakukan. Ketujuh strategi tersebut dilakukan secara simultan dalam kerangka jangka pendek, menengah dan panjang (continuous). 
Ketujuh strategi transformasi ekonomi Kaltim itu adalah pembatasan produksi sektor primer (migas dan batu bara). Pengembangan industri bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan. Pengembangan produktivitas sektor pertanian dalam arti luas. Pengembangan industri turunan migas dan batu bara. Selanjutnya, pengembangan industri berbasis pertanian dalam arti luas. Pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT). Pengembangan sektor jasa, perdagangan dan keuangan dan pengembangan infrastruktur pendukung industri.
Berdasarkan pertimbangan strategi tersebut, sekaligus untuk menunjukkan perbedaan dengan perkembangan Kaltim tanpa transformasi ekonomi, maka dikembangkan dua alternatif skenario, yakni skenario tanpa strategi transformasi (skenario satu) dan skenario dengan strategi transformasi ekonomi (skenario dua).
Skenario dengan strategi transformasi ekonomi (skenario dua) dilakukan dengan melakukan simulasi secara bertahap untuk setiap strategi yang dilakukan. Strategi tersebut terbagi dalam lima periode, yakni Periode 2009-2013 (Periode Inisiasi), yaitu peletakan fondasi transformasi sosial ekonomi dengan penerapan konsep Green Economy, penyiapan infrastruktur dan iklim usaha.
Periode 2013-2015 (Periode Pengembangan Kapasitas Lokal). Periode ini merupakan periode persiapan, dimana strategi yang dikembangkan adalah penguatan kapasitas lokal, penyusunan rencana pengembangan dan penyiapan infrastruktur untuk mendukung pengembangan iklim bisnis bagi sektor industri.
Periode 2015-2020 (Peningkatan Nilai Tambah dan Penguatan Rantai Nilai). Periode ini merupakan periode peningkatan nilai tambah melalui penguatan rantai nilai produksi (hulu-hilir) dengan melakukan turunan produk-produk mentah. Strategi yang dikembangkan pada periode ini antara lain meliputi pembatasan produksi batu bara,  peningkatan industri migas, pengembangan industri turunan sawit.
Periode 2020-2030 (Pengembangan Klaster Industri Ramah Lingkungan). Pada tahap ini mulai diperkuat basis-basis klaster industri yang telah dirintis pada tahap sebelumnya. Strategi yang dikembangkan meliputi pengembangan sektor-sektor industri yang rendah emisi dan terintegrasi dalam satu kawasan yang didukung oleh pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang ramah lingkungan, pengembangan infrastruktur pendukung serta pemenuhan energi yang bersumber dari EBT.
Periode 2030-2050 (Inovasi). Pada tahap ini fokus untuk mendorong penguatan interaksi dan kolaborasi antara kegiatan riset dan industri yang didukung oleh infra dan supra struktur sistem inovasi serta menciptakan iklim inovasi yang kondusif, sehingga mampu menumbuhkan entrepreuner (wirausaha) baru berbasis iptek.
Pada periode ini strategi yang dikembangkan adalah memantapkan struktur ekonomi berkelanjutan yang telah dicapai sekaligus mempersiapkan penguatan ekonomi berbasis pengetahuan, dimana penguatan sumber daya manusia yang inovatif menjadi landasan utamanya. (her/hmsprov)

///Foto : Pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy merupakan bagian dari kerja nyata menuju Visi Kaltim 2030. Gubernur Awang Faroek saat melakukan peninjauan ke KIPI Maloy, pekan lalu.(johan/humasprov kaltim)
 


 

Berita Terkait
Government Public Relation