Kalimantan Timur
Awang: Daya Saing Kaltim Jangan Sampai Turun

Awang: Daya Saing Kaltim Jangan Sampai Turun

 

 SAMARINDA–Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengungkapkan berdasarkan competitiveness analysis and development strategies (analisis daya saing dan strategi pembangunan) yang dilakukan oleh Lee Kuan Yew Asia Competitiveness Institute (ACI) National University of Singapore (NUS) pada 2012, Kaltim berada di peringkat tiga besar nasional di bawah DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Analisis daya saing dan strategi pembangunan tersebut terdiri dari empat kategori, yakni macroeconomic stability (stabilitas makro ekonomi), government and institutional setting (pengaturan pemerintah dan kelembagaan), financial businesses and manpower conditions (kondisi keuangan, bisnis dan tenaga kerja), quality of life and infrastructure development (kualitas hidup dan pembangunan infrastruktur.

“Daya saing kita yang sudah baik ini harus kita jaga bersama-sama, jangan sampai turun,” kata Awang Faroek akhir pekan lalu di Samarinda.

Terlebih, ujar dia, tantangan pembangunan Kaltim ke depan tidaklah ringan. Sehingga diperlukan kebersamaan dan kekompakan dari seluruh pemangku kepentingan. Kaltim juga harus siap mengantisipasi perubahan lingkungan strategis regional dan globalisasi. Terutama untuk tiga arus utama perubahan, yakni globalisasi, demokratisasi dan desentralisasi.

“Tantangan yang tidak ringan dalam membangun Kaltim. Saya mengajak selama lima tahun ini, kita bersama-sama untuk bersatu mengambil tugas dan tanggung jawab masing-masing guna mewujudkan Visi Kaltim Maju 2018 dan masyarakat Kaltim sejahtera,” ujarnya.

Salah satunya, lanjut dia, dengan mewujudkan program ketahanan energi dan kemandirian pangan di Kaltim. Untuk ketahanan energi, Awang Faroek, meminta kepada pemangku kepentingan terkait agar dapat mendukung program pemerintah dengan membangun dan mengembangkan bio energi. Disamping terus mengembangkan energi fosil dengan pengelolaan yang lebih baik.

Selanjutnya, kemandirian pangan menjadi satu hal yang wajib diwujudkan di Kaltim. Dengan potensi sekitar 530 ribu hektare lahan pertanian produktif yang sudah siap dipakai dan telah disahkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP), maka tinggal bagaimana menarik minat investor dan kepedulian pengusaha lokal untuk mengembangkan pertanian dalam arti luas di Kaltim.

“Lima tahun ke depan kita terus berupaya mengembangkan komoditi pertanian dalam arti luas, yakni padi, jagung, kedelai, singkong, sapi dan ikan. Jika kita bisa mandiri di enam komoditi ini maka Kaltim akan berkontribusi besar dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan secara nasional,” lanjutnya.

Di samping itu, sebut dia, pemprov melalui instansi terkait (Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah) juga terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan terkait perijinan dan penanaman modal di Kaltim. Hal itu dilakukan dengan evaluasi dan pembenahan untuk pelayanan, yakni dengan menyederhanakan proses perijinan, memberikan kemudahan dan kepastian hukum bagi investor.

“Terbukti, dengan program itu, Kaltim mendapatkan penghargaan dari Ombudsman RI sebagai salah satu provinsi yang memberikan pelayanan terbaik dalam bidang investasi. Dan ini memang sangat baik untuk perkembangan investasi di daerah, yang juga didukung dengan situasi Kaltim yang cukup aman dan kondusif,” sebutnya. (her/sul/hmsprov)

Berita Terkait
Government Public Relation