Kalimantan Timur
Awang Ingatkan Masyarakat Jaga Situasi Kondusif Saat Acara Puncak Erau

 

TENGGARONG - Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan Erau sebagai peristiwa sakral sekaligus momentum dalam menyukseskan Kaltim Visit Years 2016 hingga 2018 sebagai kebangkitan dan kemajuan pariwisata di Kutai Kartanegara.

"Erau Adat Kutai tahun ini memiliki makna yang sangat penting karena dilaksanakan saat suasana kegembiraan seluruh Rakyat Indonesia masih dalam merayakan HUT ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia," kata Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak saat memberikan arahan dalam acara pembukaan Erau dan International Folk Arts Festival (EIFAF) ke-IV di Stadion Rondong Demang Kutai Kartanegara pada Minggu (21/8).

Dalam EIFAF ke-IV 2016 dimeriahkan dengan atraksi tari-tarian dari 8 negara luar yang hadir. kesembilan negara tersebut masing-masing yakni  Polandia, USA, Estonia, Taiwan, Rusia, Bulgaria, Kanada dan Rumania. Selain itu Dalam EIFAF ke-IV 2016 dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI yang diwakili oleh Direktur Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Endang Caturwati, Ambassador of Seychelles for ASEAN Nico Barito, Chairman Committee of UNESCO for CIOFF Said Rahman, Bupati Kukar Rita WidyaSari, Sultan Aji Muhammad Salehuddin II dan Sejumlah anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkominda) Kaltim serta sejumlah pejabat lainnya.

Dalam arahannya, Awang yang hadir bersama Wakil Gubernur Kaltim Mukmin Faisyal menyampaikan, EIFAF ke-IV 2016 ini merupakan suatu terobosan dari Pemkab Kutai Kartanegara dalam menampilkan seni budaya Tanah Kutai dengan dimeriahkan sejumlah atraksi menarik dari berbagai negara yang diundang dalam EIFAF ke-IV 2016. Perpaduan gelaran seni budaya antar bangsa ini diharapkan dapat memberikan apresiasi tersendiri dalam mencintai dan melestarikan seni budaya serta mengetahui dan menghargai seni budaya bangsa lain di dunia.

"Erau dan Festival Folk Arts International ke-IV ini diharapkan secara langsung dapat meningkatkan minat masyarakat dunia terhadap kepariwisataan khususnya yang ada di tanah Kutai dan pada umumnya di Kaltim dan di Indonesia," kata Awang.

Awang menyebutkan, dalam acara puncak Erau yang akan berakhir pada tanggal 29 Agustus nanti akan ditandai dengan upacara adat, mengulur naga dan merebahkan tiang ayu serta berlimbur atau penyiraman air kepada setiap pengunjung Erau.

"Untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi, saya mengingatkan agar para pengunjung dan seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti seluruh rangkaian acara dengan baik. Jangan lakukan tindakan yang bisa memicu terganggunya keamaman dan ketertiban masyarakat. Apalagi pada saat belimbur agar tetap bersikap ramah tamah, sopan dan menghargai antar sesama. Orang yang disiram tidak boleh marah, orang yang menyiram tidak boleh menyakiti orang yang disiram," katanya. (rus/humasprov)

Berita Terkait
Government Public Relation