Kalimantan Timur
Awang Tegaskan Komitmen Kaltim dalam Penurunan Emisi

 

SAMARINDA - Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak menghadiri undangan sebagai pembicara di paviliun Indonesia di The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) atau Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-22 di Bab Ighli, Marrakech, Maroko yang digelar pada 7 - 18 November lalu.

"Kegiatan di Maroko itu adalah lanjutan kegiatan UNFCCC ke-21 di Paris. Kehadiran saya, karena saya sebagai salah satu Gubernur yang mempunyai komitmen yang sangat jelas terhadap penurunan emisi gas rumah kaca," kata Awang di sela-sela kunjungan ke RSUD AWS pada Senin (21/11) kemarin.

Menurutnya, tingginya laju deforestasi dan degradasi hutan telah secara nyata menjadi penyebab menurunnya tingkat keanekaragaman hayati serta  munculnya berbagai bencana diantaranya banjir, kebakaran hutan dan lahan, tanah longsor maupun bencana ekologi lainnya, termasuk berkurangnya sumber-sumber air bersih di beberapa wilayah Kalimantan Timur. Kerugian besar berupa kehilangan harta benda timbul. Bahkan, juga dapat menimbulkan korban jiwa.

"Kita berkomitmen menurunkan laju deforestasi hingga 80 persen pada 2020. Syukur Alhamdulillah, Kita punya Green Growth Compact (GGC) atau kesepakatan pembangunan hijau di Kaltim yang telah mendapatkan komitmen dari pemerintah pusat, kabupaten, universitas, perusahaan, organisasi non pemerintah internasional dan institusi pembangunan termasuk TNC. Yang Jelas, konsep kita adalah pertumbuhan ekonomi hijau yang harus terus kita upayakan di Kaltim," kata Awang.

Lebih lanjut, Awang menyinggung soal karst yang berpotensi menimbulkan dampak kerusakan lingkungan karena sejumlah investor telah berencana membangun pabrik semen yang bahan bakunya berasal dari karst.

"Kita akan teliti dulu. Soal karst itu ada yang dilindungi dan boleh dibudidayakan. Soal investor yang akan membangun pabrik semen di Kaltim, nantinya akan ada tim terpadu untuk melihat hasil studi kelayakan dan amdalnya. Yang jelas, pembangunan pabrik memang penting karena Kaltim kekurangan 1,7 juta ton semen pertahun," katanya. (rus/sul/es/humasprov)

Berita Terkait
Government Public Relation