Kalimantan Timur
Bangun Jaringan Irigasi Tersier untuk 12 Ribu Hektare Sawah

Kaltim Dapat Alokasi Dana Kementerian Pertanian

 

SAMARINDA – Pemprov Kaltim melalui Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dispertan) Kaltim terus berupaya melakukan percepatan peningkatan produksi dan produktifitas pangan guna mewujudkan swasembada pangan di daerah ini.

Namun, menurut Kepala Dispertan Kaltim H Ibrahim, selama ini terkendala dengan kebutuhan infrastruktur, khususnya ketersediaan air yang didapat melalui jaringan irigasi. Untuk itu, setelah mendapatkan kepastian alokasi anggaran untuk perbaikan jaringan irigasi tersier pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di jajaran Kementerian Pertanian, Dispertan Kaltim segera bergerak cepat.

“Pemerintahan Jokowi-JK memprioritaskan untuk membenahi jaringan irigasi khususnya jaringan irigasi tersier, pada 2015 kita mendapat alokasi anggaran untuk 12 ribu hektare lahan pertanian yang sudah memiliki jaringan irigasi primer dan sekunder di Kaltim,” ujar Ibrahim, Selasa (26/11).

Ibrahim mengatakan, telah melakukan koordinasi dengan kabupaten di Kaltim yang memang menjadi sentra pengembangan pertanian,  namun belum memiliki jaringan irigasi yang baik. Diantaranya di wilayah Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara yang sangat potensial namun ketersediaan air sangat terbatas.

“Ada sekitar 11 ribu hektare lahan pertanian potensial di kawasan tersebut, namun hanya bisa sekali panen karena keterbatasan air. Kita sudah melakukan pertemuan di PPU dan rapat di lapangan bersama petani serta unsur terkait lainnya. Jadi silahkan saja nanti jika PPU mendapat alokasi sekitar lima ribu hektare untuk jaringan irigasi tersier, sisanya bisa ditempatkan diwilayah Paser dan Kutai Kartanegara,” urainya.

Demikian halnya untuk Kutai Kartanegara dan Berau yang sudah mandiri pangan, Ibrahim menyebut tetap akan memberikan alokasi pembangunan jaringan irigasi tersier guna lebih meningkatkan produksi dan produktifitas pertanian. Dia mejelsskan, syarat utamanya adalah setiap lahan pertanian sudah memiliki irigasi primer dan sekunder.

“Kita memang menyasar daerah-daerah yang sudah memiliki irigasi. Kita berharap dengan adanya pembagunan irigasi tersier dari pemerintah pusat, wilayah pertanian yang biasa panen sekali dalam setahun itu bisa dua kali panen, tentunya diiringi peningkatan produktifitas,” katanya.

Ibrahim menambahkan kendala pembangunan pertanian di Kaltim tidak hanya ketersediaan air, namun juga benih subsidi yang datang tidak tepat waktu, pupuk dan sistem pertanian tradisional yang masih diterapkan petani. Untuk itu, pada forum di Kementerian Pertanian lalu, disampaikan Kaltim berupaya untuk tidak lagi tergantung dengan benih subsidi.

“Kita berusaha mengembangkan penangkar benih lokal. Karena, selama ini benih dari penangkar lokal ada tetapi petani enggan membeli karena tergantung pada benih subsidi. Kita akan mencoba membangun kemandirian petani, sehingga tidak terus menerus tergantung dari subsidi pemerintah. Selain itu, kita juga terus mengembangkan penangkar lokal yang mempunyai jiwa kewirausahaan dengan dukungan modal dari pemerintah,” tambahnya. (her/es/hmsprov).

 

/////FOTO : Kaltim terus berupaya meningkatkan produksi gabah untuk memenuhi target swasembada. Salah satunya dengan meningkatkan sarana irigasi persawahan berupa pembangunan jaringan irigasi tersiar.(dok/humasprov)

 

Berita Terkait
Government Public Relation