Kalimantan Timur
Bangun Konektivitas Intra Koridor Kalimantan

Awang : Optimalkan Posisi Geostrategis Kalimantan
 
SAMARINDA – Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengatakan Forum Kerjasama Revitalisasi dan Percepatan Pembangunan Regional Kalimantan (FKRP2RK) merupakan wadah kerjasama untuk percepatan peningkatan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan di wilayah Kalimantan.
“Kita mempunyai tiga tujuan penting, yaitu koordinasi dan kerjasama regional untuk mempercepat pembangunan di pulau Kalimantan, membangun daya saing ekonomi yang berkelanjutan, serta membangun konektivitas wilayah Kalimantan secara terpadu, efektif dan efisien,” kata Awang Faroek, selaku koordinator FKRP2RK periode 2013-2014, belum lama ini.
Awang mengungkapkan Kalimantan merupakan kompartemen strategis wilayah NKRI. Wilayah Kalimantan memiliki keunggulan posisi geostrategis, namun hingga saat ini belum banyak mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Menurut dia, hal itu bisa dioptimalkan dengan membangun konektivitas.
“Kalimantan ini terletak di tengah-tengah Indonesia, di bagian barat terdapat Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I sedangkan di bagian timur terdapat ALKI II yang merupakan jalur alternatif lalu lintas pelayaran maupun perdagangan internasional. Keunggulan tersebut harus dimanfaatkan secara maksimal, dengan membangun infrastruktur penunjang seperti pelabuhan laut internasional,” ungkapnya.
Dijelaskan, Kaltim saat ini sedang membangun Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kutai Timur. KIPI Maloy bersama sejumlah kawasan industri di sekitarnya telah diusulkan kepada Presiden untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di kawasan Indonesia Timur.
Pembangunan KIPI Maloy, sambung dia, merupakan bagian dari upaya Pemprov Kaltim untuk memanfaatkan keunggulan komparatif dan posisi geostrategis Kalimantan untuk berdaya saing (keunggulan kompetitif) melalui peningkatan nilai tambah (value added), khususnya komoditi kelapa sawit yang saat ini sedang dikembangkan di Kalimantan.
“KIPI Maloy akan menjadi pusat pengolahan produk turunan kelapa sawit di Kalimantan. Jadi kita tidak lagi mengekspor bahan baku, melainkan bahan jadi yang memiliki nilai tambah dan daya saing ekonomi yang tinggi. Kalbar atau Kalteng tidak perlu lagi mengirim ke Dumai, cukup ke Maloy saja,” ucap Awang.
Untuk mendukung pembangunan ekonomi Kalimantan serta pengembangan KIPI Maloy sebagai KEK, diperlukan penguatan konektivitas intra koridor Kalimantan. Terutama jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan seluruh wilayah di Kalimantan. Selain infrastruktur jalan Trans Kalimantan, juga perlu dibangun jembatan, pelabuhan, bandara, perkeretaapian, transportasi sungai, danau dan penyeberangan.
“Kaltim juga sedang membangun jalur kereta api Muara Wahau-Lubuk Tutung di wilayah Kutai Timur sepanjang 150 kilometer dan Kutai Barat-Balikpapan sepanjang 160 kilometer. Dan jika Kalteng bersedia maka Kaltim dan Kalteng akan terkoneksi melalui jalur kereta api batu bara ini,” ujar Awang.  (her/hmsprov).

///Foto : Maket KIPI Maloy.(ist)


 

Berita Terkait
Government Public Relation