Kalimantan Timur
Bapeltan Masih Kekurangan Tenaga Widyaiswara

Bapeltan Masih Kekurangan Tenaga Widyaiswara

SAMARINDA – Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Sempaja yang merupakan unit teknis Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kaltim hingga saat masih mengalami kekurangan tenaga widyaiswara (pengajar/instruktur).

“Kendala kami saat ini yang paling mendasar adalah masalah ketersediaan tenaga widyaiswara atau pengajar yang sekarang jumlahnya hanya tujuh orang. Padahal idealnya 25 orang,” kata Kepala UPTB Bapeltan Sempaja Samarinda H Syarfiddin, Senin (27/7).

Namun demikian lanjutnya, jika UPTB Bapeltan Sempaja Samarinda bisa menambah hingga 14 orang tenaga pengajar atau 50 persen  maka jumlah itu sudah cukup baik. 

Tujuh tenaga pengajar yang tersedia saat ini merupakan pengajar untuk kegiatan pelatihan di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura serta perkebunan. Sedangkan widyaiswara perikanan untuk budidaya maupun pengolahan dan widyaiswara bidang peternakan belum ada.

Padahal ujar Syarfiddin, sesuai dengan keinginan Gubernur Awang Faroek Ishak untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan maka kegiatan pertanian dalam arti luas harus terlaksana termasuk komponen pendukung lainnya seperti ketersediaan tenaga widyaiswara.

“Kami harap kondisi ini menjadi perhatian pemerintah khususnya pusat dalam pengisian formasi atau rekrutmen tenaga widyaiswara untuk pengadaan di UPTB ini, sehingga kegiatan proses diklat bagi penyuluh dan petani lebih optimal,” harapnya.  

 Selain kekurangan soal jumlah ujar Syarfiddin, kompetensi atau sertifikasi tenaga pengajar masih belum memenuhi standar atau baru satu orang yang berpendidikan pasca sarjana (S2) dan lainnya hanya pendidikan sarjana (S1).

Hal ini terjadi diantaranya karena jam perkuliahan di perguruan tinggi di Samarinda tidak sesuai dengan jam kerja para widyaiswara. Juga, mata kuliah atau program studi untuk bidang kompetensi (keahlian) widyaiswara yang diperlukan belum tersedia.

“Sementara, apabila mereka harus belajar keluar Kaltim maka kegiatan pengajaran di UPTB Bapeltan akan terbengkalai atau proses pendidikan dan pelatihan bagi tenaga penyuluh dan petani tidak berjalan semestinya,” ungkap Syarfiddin. (yans/sul/es/adv)

Berita Terkait
Government Public Relation