Kalimantan Timur
Berantas Narkoba di Kaltim dari STS hingga Tambang

Foto Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi Kalimantan Timur

SAMARINDA - Gubernur Kaltim Dr H Isran Noor menegaskan Kalimantan Timur yang memiliki sumber daya alam potensial dengan segala peluang usahanya, ternyata tidak lepas dari ancaman peredaran dan penyalahgunaan narkoba.

 

Misalnya, kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit yang cukup luas dengan jumlah tenaga kerja sangat banyak, juga diracuni barang haram tersebut.

 

"Ada istilahnya itu STS, sawit tukar sabu. Nah, kalau mereka pengguna narkoba di kalangan pekerja sawit, paham itu," kata Gubernur Isran Noor saat peresmian Laboratorium Narkoba BNN RI Daerah Samarinda dan Balai Rehab BNN Kaltim di Kawasan Pusat Rehabilitasi BNN Kaltim Tanah Merah Samarinda, beberapa waktu  lalu.

 

Meski orang nomor satu Benua Etam ini mengakui pelaku (pengguna) masih terbatas, namun bagi pekerja di perkebunan sawit istilah STS sudah menyebar.

 

"Jadi kalau mereka tidak punya uang. Ya, rela sawit ditukar sama sabu," ungkapnya.

 

Selain kawasan kebun sawit, narkoba juga merebak di areal-areal pertambangan batu bara yang banyak tersebar di kabupaten dan kota di Kaltim.

 

Walaupun lanjutnya, masih perlu pembuktian oleh aparat penegak hukum, namun indikasi narkoba beredar di kawasan pertambangan batu bara semakin kuat.

 

"Bukan areal tambangnya maksudnya. Tapi pekerja tambangnya," tegas Gubernur Isran Noor di hadapan Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) Komjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose.

 

Menurut dia, dugaan itu semakin kuat ketika ada perusahaan yang memperkerjakan karyawannya bekerja hanya dua shift per hari atau 12 jam per sif per hari.

 

"Kalau gak di-booster (pakai narkoba), mana tahan kerja nonstop 12 jam per day," ujarnya lagi.

 

Karenanya, mantan Bupati Kutai Timur ini pun mengingatkan semua pihak dan warga Kaltim bahwa memerangi narkotika dan bahan/obat berbahaya tidak hanya tanggung jawab pemerintah dan aparat hukum semata.

 

"Kepedulian dan upaya bersama tetap harus dilakukan dalam memberantas barang haram ini. Pemerintah, polisi, tentara juga masyarakat. Kita bersama-sama, semoga Kaltim jadi Provinsi Bersinar, bersih dari narkoba," pungkas suami Hj Norbaiti ini.(yans/sul/adpimprov kaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation