SAMARINDA - Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai ibu kota baru Republik Indonesia, pengganti DKI Jakarta, dipastikan menjadi kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
"IKN itu, nantinya dibangun berbasiskan lingkungan," kata Gubernur Kaltim Dr H Isran Noor saat kuliah umum di Kampus Tamalanrea Universitas Hasanuddin Makassar, beberapa waktu lalu.
Bahkan berbagai julukan disematkan bagi kota yang dibangun di tengah hutan produksi kawasan hutan tanaman industri Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara.
"Smart city, sponge city, forest city, environment city dan modern city. Itu nanti IKN," tegasnya.
Dari seluruh kawasan yang diperuntukkan bagi pengembangan IKN, maka hanya 15 hingga 20 persen maksimal yang dikelola.
"Sisanya tetap hutan yang terus dilakukan revitalisasi," jelasnya.
Meski di kawasan IKN diakuinya, terdapat bukit-bukit maka tidak akan diratakan maupun land clearing, tapi akses jalan (transportasi) berada di bawah tanah.
Sehingga di atasnya tetap utuh masih tumbuh pohon-pohon, tetapi di bawahnya terdapat jaringan jalan.
"Kedalamannya sekitar 20 hingga 50 meter di bawah permukaan tanah," sebutnya.
Bahkan oleh para ahli planologi dunia, khususnya ahli planologi dari Jepang perancang Kota Astana di Kazakhstan, mengungkapkan jika IKN terbangun sesuai rencana maka akan menjadi kota terbaik dan terindah di dunia.
"IKN akan menjadi kota lingkungan yang berkelanjutan," ujarnya.
Selain itu, menjamin kondisi alam dan udara bebas dari polusi, maka kendaraan di kawasan IKN tidak memggunakan bahan bakar minyak atau bahan bakar fosil.
"Tapi semuanya menggunakan listrik atau energi listrik. Selain ramah lingkungan tidak ada polusi udara, juga jauh dari kebisingan," ungkapnya.
Tidak kalah pentingnya, ujar orang nomor satu Benua Etam ini adalah penduduk yang berdiam dan beraktivitas di kawasan IKN tidak lebih dari 2,5 juta jiwa.
"Tidak ada ledakan penduduk. Jumlahnya di kawasan IKN maksimal hanya 2,5 juta orang," tandasnya.
Karenanya, Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia ini berharap daerah-daerah sekitar IKN menjadi hub bagi penduduk yang beraktivitas di IKN, seperti Penajam Paser Utara, Balikpapan, Samarinda dan Kutai Kartanegara.
Dia pun menegaskan tidak ingin terjadi seperti di Jakarta yang terlihat kesenjangan dengan daerah pinggirannya, sebab masyarakat lebih terkonsentrasi di kawasan ibu kota.
"Di sini tidak boleh terjadi. Ngapain memindahkan dan membangun yang baru, kalau terulang seperti di Jakarta. Tidak boleh terulang," tegasnya. (yans/sul/ky/adpimprov/kaltim)
17 Maret 2022 Jam 19:04:49
Ibu Kota Negara
06 Juli 2022 Jam 12:20:41
Ibu Kota Negara
17 Juni 2022 Jam 18:58:36
Ibu Kota Negara
17 Maret 2022 Jam 19:04:49
Ibu Kota Negara
14 Maret 2022 Jam 15:59:24
Ibu Kota Negara
27 September 2023 Jam 16:41:53
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:38:35
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
27 September 2023 Jam 16:34:52
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:29:55
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:26:49
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
12 Februari 2020 Jam 23:17:41
Berita Acara
17 Mei 2018 Jam 21:50:15
Agama
25 Februari 2016 Jam 00:00:00
Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
08 April 2013 Jam 00:00:00
Lingkungan Hidup
02 Agustus 2016 Jam 00:00:00
Pemerintahan