Kalimantan Timur
Bina Atlet Sejak Dini dan Tidak Perlu Datangkan Atlet Luar

Komitmen Gubernur untuk Olahraga Tidak Diragukan Lagi


SAMARINDA - Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak ingin melanjutkan tekadnya untuk  terus melakukan pembinaan terhadap atlet daerah, sehingga tidak menarik atau mendatangkan atlet dari luar Kaltim. Langkah ini dilakukan agar pembinaan dan regenerasi atlet Kaltim berjalan baik.  
Kaltim telah membuktikan hal tersebut setidaknya dari pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Riau 2012. Tanpa atlet-atlet ‘cabutan’,  Kaltim berhasil meraih peringkat lima besar dan terbaik di luar Pulau Jawa.    
“Prestasi yang dicapai ketika PON itu membuktikan bahwa Kaltim mampu meraih prestasi, walau tidak mengambil atlet dari luar. Karena itu, komitmen ini harus terus ditingkatkan. Caranya, dengan melakukan pembinaan sejak usia dini dan pelajar,” kata Awang Faroek Ishak  saat menjadi Pembina Upacara Peringatan Hari Olahraga Nasional (Hornas) ke-33 dan Pelepasan Kontingen Popnas XII dan Porwanas XI di Halaman Kantor Gubernur Kaltim, Senin (9/9).
Menurut dia, dengan tekad tersebut, ternyata Kaltim mampu mencapai prestasi di atas Provinsi Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan yang merupakan pesaing-pesaing terberat.
 Karena itu, pada PON XIX di Jawa Barat,  Awang mengingatkan agar Kaltim tidak menggunakan  atlet-atlet dari luar daerah, tetapi lebih fokus terhadap pembinaan atlet-atlet sendiri.
Keberhasilan yang telah dicapai, baik pada PON XVII dan XVIII tidak lain adalah  karena adanya persatuan dan kesatuan yang dilakukan semua stakeholder yang bertanggung jawab dalam membina masing-masing cabang olahraga di Kaltim.
“Saya berterima kasih kepada seluruh pimpinan daerah di Kaltim, termasuk DPRD, KONI Kaltim, jajarabn swasta serta Pengda-Pengda Provinsi, karena telah bersatu dan hasilnya mampu meraih prestasi membanggakan,” jelasnya.
Selain itu, prestasi yang berhasil diraih juga tidak lepas dari dukungan dunia usaha yang selama ini berperan aktif membantu pemerintah daerah meningkatkan prestasi olahraga Kaltim. Terutama kontribusi besar dari perusahaan-perusahaan tambang, migas dan perkebunan dengan program bapak angkat cabang olahraga.
“Saya berharap program bapak angkat dapat dipertahankan, sehingga pada even-even yang lain atlet Kaltim juga dapat didukung bapak angkat, sehingga mampu meraih prestasi membanggakan bagi daerah,” jelasnya.
Bahkan, Kaltim berbangga karena pada olimpiade baru-baru ini di London, mampu melahirkan atlet yang mampu meraih prestasi internasional dari Cabor angkat besi, yakni Eko Yuli dan Triyatno yang mampu meraih medali perak dan perunggu untuk Indonesia. Dua medali atlet Kaltim itu, sekaligus menjadi dua medali yang ditorehkan kontingen Indonesia.  
Guna menyukseskan prestasi olahraga di daerah, rakyat Kaltim juga patut berbangga karena prestasi atlet Kaltim pada PON XVIII di Riau tidak lepas dari dukungan atlet pelajar yang dibangun atas inisiatif Gubernur Awang Faroek yakni dari Sekolah Olahragawan Bertaraf Internasional (SKOI) Kaltim.   
“Melalui pembinaan di SKOI diharapkan Kaltim akan lebih berjaya. Kita tidak perlu atlet luar,  sehingga prestasi yang dicapai betul-betul diperoleh dari kerja keras atlet daerah,” jelasnya. (jay/hmsprov).

//// FOTO : Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak (empat dari kiri) bersama sejumlah atlet Kaltim yang akan berlaga di ajang Popnas XII di Jakarta.(johan/humasprov kaltim)


 

Berita Terkait
Government Public Relation