Kalimantan Timur
BPJT Optimis Jalan Tol Samarinda - Bontang Terwujud

UTARA KALTIM. Gubernur Awang Faroek ishak ketioka bertemua Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna. (samsul arifin/humasprov kaltim).

 

SAMARINDA - Kegigihan Gubernur Awang Faroek Ishak memperjuangkan pembangunan jalan tol  hingga Kota Bontang mendapat respon positif pemerintah pusat. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna yang ditemui Gubernur pekan lalu  optimis jalur tol tersebut akan terwujud.

"Kepala BPJT sangat optimis karena Kaltim dinilai lebih kondusif untuk berinvestasi," kata Gubernur Awang Faroek menyebutkan hasil pertemuannya dengan Kepala BPJT awal pekan lalu di Jakarta.

Untuk rencana pembangunan jalan tol Samarinda - Bontang ini tambah Gubernur, saat ini masih menunggu penugasan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada satu atau beberapa BUMN.

Diharapkan setelah penunjukan tersebut maka jalan tol yang akan terus bergerak ke wilayah utara Kaltim itu akan didanai dengan investasi dari BUMN yang ditunjuk.

Jalan tol Samarinda - Bontang akan dibangun sepanjang 94 km dengan total biaya diprediksi mencapai Rp9,1 triliun untuk kontruksi dan estimasi pembebasan lahan Rp1,1 triliun. Model pembiayaannya menggunakan pola public private partnership (PPP) seperti diinginkan Gubernur sehingga tidak mengganggu APBD maupun APBN.

"BPJT bahkan mengusulkan pembangunan jalan tol sebaiknya tersambung hingga Kawasan Ekonomi Khusus Maloy. Untuk itu, Dinas PU akan segera menyusun perencanaannya," kata Awang.

Jalan tol ini akan mempersingkat waktu tempuh dari Samarinda ke Bontang atau sebaliknya. Saat ini jarak Samarinda - Bontang adalah 122 km. Sedangkan jalur tol nantinya hanya sepanjang 94 km dengan konstruksi yang landai (rata). Waktu tempuh nantinya diperkirakan sekitar 1,5 jam, jauh lebih singkat dibanding waktu tempuh saat ini antara 2,5 jam hingga 3 jam.

Kehadiran jalan tol ini diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi kawasan dan Kaltim pada umumnya.

Sementara itu untuk Jembatan Tol Teluk Balikpapan (Nipah Nipah - Melawai), pihak pemrakarsa PT. Waskita Karya dan tim konsultan dari LAPI ITB saat ini sedang merampungkan inventarisasi aset Pertamina yang dilintasi jalan pendekat di area sisi Melawai di Balikpapan.

"Prinsipnya ketika semua dokumen lengkap maka pihak BPJT Kementerian PUPR siap melelangkan kegiatan investasi jembatan jalan tol tersebut," kata Gubernur Awang Faroek.

Jembatan yang direncanakan memiliki panjang 5,4 km dan lebar 33 meter itu akan dibangun juga tanpa pembiayaan APBN dan APBD.  Jembatan Tol Teluk Balikpapan diharapkan memberikan kontribusi signifikan untuk mendorong kemajuan ekonomi daerah wilayah selatan dengan pusat-pusat kawasan industri di Kaltim. Jalur ini akan menghubungkan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser bahkan Provinsi Kalimantan Selatan dengan Kota Balikpapan dan Samarinda.

"Jembatan ini akan terhubung dengan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan dan Jalan Tol Balikpapan - Samarinda. Bahkan hingga Kota Bontang dan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy di Kutai Timur," yakin Awang.

Saat kunjungan tersebut, Gubernur Awang Faroek didampingi Kepala Dinas PU Kaltim HM Taufik Fauzi, Kepala Biro Humas Tri Murti Rahayu dan Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU Kaltim Joko Setiono. (sul/humasprov)

Berita Terkait
Government Public Relation