Kalimantan Timur
BPPD Kaltim Beri Catatan Khusus Usai Kunjungan Ke Mahulu


SAMARINDA - Badan Pembangunan Perbatasan Daerah (BPPD) Kaltim memberikan catatan khusus usai melakukan kunjungan ke Kampung Long Lunuk Baru, Kecamatan Long Pahangai. Selanjutnya mereka akan berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait di lingkungan Pemprov Kaltim demi mendukung sukses pembangunan di wilayah perbatasan Kaltim.

Kepala BPPD Kaltim Frederik Bid melalui Kabid Peningkatan Infrastruktur Agung Masuprianggono mengatakan bahwa dari hasil kunjungan ke perbatasan,  masalah infrastruktur sektor perhubungan dan komunikasi harus menjadi prioritas dan mendapat perhatian ekstra.

"Di Long Lunuk Baru untuk sektor perhubungan sudah tersedia transportasi air, udara dan darat. Namun, perlu ada peningkatan kualitas dan kuantitas tiga moda transportasi tersebut. Begitu juga dengan infrastruktur komunikasi dan informasi yang juga sudah tersedia. Namun, masih terdapat titik blankspot," kata Agung ketika ditemui di ruang kerjanya pada Senin (23/5). 

Secara rinci, Agung menjelaskan bahwa untuk tranportasi udara disarankan perlu adanya penambahan maskapai dan frekuensi penerbangan. Saat ini yang melayani hanya maskapai Aviastar dan frekuensi jadwal penerbangannya hanya Senin - Kamis dengan sekali penerbangan.

"Kami berharap dapat ditambah maskapai lainnya selain Aviastar. Begitu juga untuk frekuensi penerbangan agar bisa diupayakan menjadi full satu minggu. Mengapa  ini diperlukan? Karena keberadaan bandara tersebut sudah sangat membantu keterisolasian wilayah. Bandara Datah Dawai di Long Lunuk ini menjadi pusat dari dan ke Kecamatan Long Apari,” katanya.

Terkait transportasi air, saat ini yang ada masih menjadi moda transportasi yang sangat kental di kehidupan masyarakat. "Hal penting perlu diperhatikan adalah keselamatan penumpang. Hal ini dikarenakan, belum adanya kesadaran baik motoris dan penumpang untuk menggunakan baju pelampung," katanya.

Sedangkan untuk permasalahan komunikasi dan informasi, Agung mengatakan bahwa menara komunikasi yang tersedia di Kampung Long Lunuk Baru tersebut masih belum dapat dijangkau secara keseluruhan oleh warga di kampung tersebut. Alat penguat sinyal yang dipasang oleh penduduk setempat pun ternyata tidak bekerja maksimal.

“Kemungkinan besar karena bahan bakarnya habis atau operatornya sakit. Solusinya dengan mengupayakan bbm selalu tersedia atau ready stock untuk beberapa hari ke depan dan tenaga kerja ditambah agar tower tetap beroperasi. Selain itu juga penambahan pembangunan tower sehingga ada alternatif untuk penguatan sinyal,” katanya. (rus/sul/es/humasprov)

Berita Terkait
Government Public Relation