Buah Holai dari Kubar Menjadi Bibit Unggul Nasional
SAMARINDA - Buah khas lokal Kaltim khususnya Durian Lai atau Holai Sentawar berasal dari Kutai Barat dirilis Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perijinan Pertanian Kementerian Pertanian sebagai bibit buah (varietas) unggul nasional.
"Tahun ini kembali buah khas lokal Kaltim dinyatakan sebagai bibit unggul nasional. Pengajuan buah Holai Sentawar dilakukan Bupati Kubar pada Oktober tahun lalu," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim H Ibrahim, Rabu (14/1).
Pengakuan Kementan ini menurut Ibrahim, terus menambah jumlah buah atau varietas unggul nasional asal Kaltim yang selama ini sudah banyak buah-buah lokal dari kabupaten dan kota telah dinyatakan sebagai bibit unggul nasional.
Misalnya, Durian Mawar dan Durian Ligit asal Kecamatan Long Iram Kubar serta Durian Salisun asal Nunukan. Durian Lai Kayan dan Duku Bulungan dari Bulungan serta Lai Mahakam, Lai Kutai, Lai Batuah dan Lai Mandong asal Kutai Kartanegara.
Jeruk Nipis Borneo asal Kubar dan Jeruk Keprok Borneo Prima dan Salak Sangatta asal Kutai Timur, Cempedak Malinau dan Manggis Malinau asal Malinau dan Pisang Kepok Gablok asal Samarinda.
Disebutkan Ibrahim, tidak kurang 16 varietas atau buah (hortikultura) asal Kaltim termasuk Kaltara yang telah dinyatakan sebagai bibit unggul nasional juga tanaman pangan seperti Padi (beras) Adan asal Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan.
"Kami terus berburu mencari buah-buah lokal maupun varietas hortikultura lainnya di kabupaten dan kota menjadi bibit unggul nasional, sehingga pengakuan ini semakin memacu semangat masyarakat kita untuk mau dan terus menanam serta mengembangkan varietas buah lokal," ujar Ibrahim.
Dia berharap agar masyarakat terus mengembangkan tanaman lokal khususnya yang telah dinyatakan bibit unggul nasional karena tanaman tersebut sudah cocok atau mampu beradaptasi dengan kondisi alam jika dibandingkan tanaman daerah atau negara lain.
"Contoh tanaman buah durian asal Thailand itu hanya mampu berproduksi tiga kali musim panen selanjutnya produksi menurun bahkan mati karena terserang hama karena tidak sesuai dengan kondisi alam di daerah," ungkap Ibrahim.(yans/sul/es/hmsprov)
22 Mei 2018 Jam 04:47:59
Perkebunan
11 April 2013 Jam 00:00:00
Perkebunan
13 April 2018 Jam 19:47:37
Perkebunan
19 Maret 2018 Jam 19:52:05
Perkebunan
01 Oktober 2016 Jam 00:00:00
Perkebunan
17 Desember 2019 Jam 19:26:32
Perkebunan
22 September 2023 Jam 17:03:23
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 17:01:11
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:56:55
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:53:17
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:49:24
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
01 April 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
18 Mei 2020 Jam 13:42:51
Sosialisasi Masyarakat
18 Oktober 2019 Jam 22:46:10
Kegiatan Pemerintah
22 November 2016 Jam 00:00:00
Pendidikan
13 November 2015 Jam 00:00:00
Perhubungan