SAMARINDA – Berharap buah-buahan lokal dapat menjadi tuan rumah di pasar tradisional dan di dalam keluarga, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim, terus mengembangkan sentra-sentra buah-buahan nusantara yang bernilai ekonomis tinggi.
Pengembangan kawasan holtikultura telah dilakukan sejak 2008 dengan pembangunan kawasan sentra komoditas buah-buah unggul dan bernilai ekonomis tinggi yang disesuaikan dengan kondisi tanah, iklim dan ketersediaan jumlah tenaga kerja.
“Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura tidak hanya mengembangkan komoditas pangan seperti padi sebagai fokus utama, tetapi juga memiliki pusat pengembangan tanaman buah dengan sistem sentra pengembangan,” jelas Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kaltim, H. Ibrahim di Samarinda, Senin (28/1).
Guna mewujudkan sistem sentra ini, hal mendasar yang menjadi fokus strateginya adalah pengembangan perwilayahan. Kegiatan ini menekankan pada pengembangan komoditas yang sesuai dengan potensi daerah dan potensi pasar.
Dalam pengembangan holtikultura, pola yang diterapkan sama dengan pengembangan tanaman pangan lain, yakni dengan pendekatan sistem usaha agribisnis.
“Sistem ini sangat penting karena pengembangan yang disesuaikan dengan potensi yang ada di daerah masing-masing, baik potensi agroklimat, sumber daya alam, sumber daya manusia, serta adanya permintaan pasar,” ujar Ibrahim.
Komoditas jeruk Borneo Prima, misalnya dikembangan dengan luasan lahan 1.081 hektare (ha) di Kabupaten Paser, Kutai Kartanegara (Kukar), Kutai Timur (Kutim), Berau, Bulungan, dan Kabupaten Nunukan. Selain itu juga ada sentra pengembangan buah Durian, Lai Durian, dan papaya mini.
Selain jeruk manis, dikembangkan juga jenis komoditi jeruk Nipis seluas 30 ha di Kukar. Jeruk nipis menjadi komoditas andalan karena harga di pasaran yang cukup tinggi dan permintaaan yang tidak pernah menurun untuk pendamping bumbu-bumbuan.
Sedangkan pengembangan kawasan pisang 1.129 ha ditanam di sentra pengembangan pisang di Kabupaten Paser, Kukar, Kutim, Bulungan, dan Nunukan.
“Selain dikembangan intensif melalui sentra, pisang juga dikembangkan oleh petani sebagai komoditas sampingan selain tanaman pangan lainnya. Sehingga jumlah luasan tanaman pisang di Kaltim jauh diatas 1.129 hektar,” ujarnya.(yul/hmsprv).
Foto : Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak melakukan panen durian yang merupakan salah satu komoditi unggulan yang dikembangkan di daerah ini.(dok/humasprov kaltim)
03 Februari 2017 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
25 Juni 2019 Jam 18:20:36
Pertanian dan Ketahanan Pangan
10 April 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
04 Juli 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
05 Januari 2018 Jam 21:30:48
Pertanian dan Ketahanan Pangan
16 Juli 2019 Jam 22:31:06
Pertanian dan Ketahanan Pangan
31 Januari 2023 Jam 22:28:31
Sumber Daya Manusia
30 Januari 2023 Jam 22:26:01
Informasi dan Komunikasi
30 Januari 2023 Jam 22:23:44
Info Reformasi Birokrasi
30 Januari 2023 Jam 22:17:36
Wakil Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
15 Mei 2020 Jam 13:17:49
Penanggulangan Bencana
04 November 2014 Jam 00:00:00
Pembangunan
23 Januari 2018 Jam 21:08:40
Energi dan Sumber Daya Mineral
03 Agustus 2015 Jam 00:00:00
Pekerjaan Umum
17 Oktober 2019 Jam 22:12:28
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak