SAMARINDA - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kaltim Hj Halda Arsyad mengemukakan, pengembangkan budidaya gaharu dapat menjadi bagian dari gerakan satu orang menanam lima pohon (one man five trees) dalam program Kaltim Green.
Hal itu sesuai arahan Gubernur Awang Faroek Ishak ketika melakukan road show beberapa waktu lalu. Seruan itu, salah satunya mendapat sambutan positif dari Bupati Nunukan Basri yang mencanangkan penanaman gaharu di kabupaten yang berbatasan dengan negara tetangga, Malaysia.
Menurut dia, Kaltim memiliki tiga jenis pohon penghasil gaharu, yaitu Aquilaria Malaccensis, Aquilaria Beccariana dan Aquilaria Microcarpa. Bahkan pohon penghasil gaharu jenis Malaccensis termasuk dalam Apendix II Convension of internasional trade in endangered species of wild flora and fauna (CITES).
“Gaharu yang dihasilkan dari pohon genera Aquilaria memiliki mutu dan harga lebih tinggi dibanding dengan genera Gonystilus Burkil dan Penry. Meski begitu, secara nasional, gaharu yang paling baik adalah gaharu dari Kaltim. Karena itu, Gubernur Awang Faroek menyatakan kenapa kita tidak menjadikan pengembangan gaharu melalui gerakan one man five trees,” kata Halda Arsyad usai seminar pengembangan tanaman gaharu di Kantor Balitbangda Kaltim, Senin (23/12).
Pohon penghasil gaharu akan mempunyai nilai tinggi bila pohon tersebut menghasilkan gubal gaharu. Gubal gaharu yang selama ini diekspor ke luar negeri adalah yang berasal dari hutan alam. Tetapi, dengan kemajuan teknologi gubal gaharu dapat direkayasa pada pohon penghasil gaharu dari hasil budidaya tanaman dengan menularkan jamur pada batang pohon, sehingga terbentuk gubal gaharu.
“Gubal gaharu adalah hasil bioproses yang terjadi dalam lapisan kayu Aquilaria. Gubal terbentuk sebagai respon pohon gaharu terhadap infeksi patogen yang mengakibatkan terbentuknya resin. Meski begitu, resin yang dihasilkan tidak dikeluarkan dari pohon melainkan disimpan pada jaringan kayu sehingga jaringan kayu yang putih bertekstur halus menjadi gelap dan keras. Bahkan bagian kayu ini mejadi berat dan beraroma harum bila dibakar,” ungkapnya.
Mendukung itu semua, kini Balitbangda Kaltim melakukan penularan menggunakan inokukan padat pada pohon penghasil gaharu, yakni Aquilaria Malaccensis di Arboretum Politeknik Pertanian Samarinda. Dengan tujuan agar pohon penghasil gaharu dapat menghasilkan gubal gaharu bernilai tinggi.
Luas aroboretum 2,5 hektar, sedangkan luas tanaman gaharu mencapai 0,03 hektare. Bibit berasal dari cabutan sebanyak 50 bibit. Penanaman ditanam dengan jarak 3 meter kali 3 meter.
“Kegiatan ini sudah dilaksanakan, sejak Juni hingga sekarang. Dari kegiatan ini juga ada 20 pohon yang diinokulasi atau ditularkan dengan inokulun padat. Karena tanaman gaharu ini ditanam sejak 1995 atau saat ini sudah berumur 18 tahun,” jelasnya. (jay/hmsprov)
///FOTO : Komuditas gaharu menjadi salah satu unggulan Kaltim yang dikembangkan sekaligus menjadi tanaman dalm program Kaltim Green melalui gerakan satu orang menanam lima pohon One Man Five Trees.(dok/humasprov kaltim)
10 Mei 2013 Jam 00:00:00
Penelitian dan Pengembangan Daerah
25 Desember 2013 Jam 00:00:00
Penelitian dan Pengembangan Daerah
10 Maret 2016 Jam 00:00:00
Penelitian dan Pengembangan Daerah
23 September 2019 Jam 21:48:24
Penelitian dan Pengembangan Daerah
19 Maret 2013 Jam 00:00:00
Penelitian dan Pengembangan Daerah
10 Maret 2016 Jam 00:00:00
Penelitian dan Pengembangan Daerah
22 Maret 2023 Jam 14:30:39
Administrasi Pembangunan
21 Maret 2023 Jam 18:07:56
Gubernur Kaltim
21 Maret 2023 Jam 18:00:13
Administrasi Pembangunan
21 Maret 2023 Jam 17:54:22
Gubernur Kaltim
20 Maret 2023 Jam 22:54:58
Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
14 Mei 2019 Jam 09:35:10
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
18 November 2019 Jam 20:56:45
Even Olahraga
19 Agustus 2014 Jam 00:00:00
Pembangunan
14 November 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
13 Februari 2013 Jam 00:00:00
Perencanaan Pembangunan