SAMARINDA - Pemprov Kaltim berkomitmen untuk melaksanakan pembangunan hijau berkelanjutan. Komitmen tersebut tertuang dalam salah satu visi Kaltim Berdaulat, yaitu berdaulat dalam pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.
Hal itu ditegaskan Pelaksana Tugas (Plt) Sekprov Kaltim Dr Hj Meiliana saat mewakili Gubernur Kaltim saat membuka Gelar Wicara Pembelajaran Kawasan Ekonomi Esensial (KEE) Wehea-Kelay di Kalimantan Timur, yang digelar di Pendopo Odah Etam, Rabu (15/5/2019). Acara ini digagas Forum Kawasan Ekosistem Esensial Wehea-Kelay bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dan Pemprov Kaltim.
"Pembangunan harus tetap jalan tapi kelestarian lingkungan harus tetap dijaga. Ini sesuai dengan salah satu visi Kaltim Berdaulat, yakni berdaulat dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan," kata Meiliana.
Meiliana mengapresiasi keberadaan KEE Wehea-Kelay yang tetap eksis sejak 2016 dan mampu menyatukan visi dengan seluruh stakeholder di kawasan Wehea-Kelay untuk terus menjaga hutan di kawasan yang terletak di Kabupaten Kutai Timur dan Berau.
"KEE Wehea-Kelay ini pertama di Indonesia dan menjadi inisiatif model pembangunan hijau berkelanjutan. Dan kawasan ini direncanakan menjadi kawasan strategis provinsi," ucap Meiliana.
Sementara itu, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian LHK Wiratno memuji inisiatif dari Forum KEE Wehea-Kelay untuk pengelolaan habitat orang utan Kalimantan. Disamping itu, Wiratno mengapresiasi atas komitmen Pemprov Kaltim dalam upaya menjaga kelestarian hutan tropis melalui pembangunan hijau berkelanjutan.
"Karena didalam hutan tropis terdapat materi-materi yang bermanfaat bagi kepentingan manusia saat ini dan masa depan. Kaltim leading dari daerah lain untuk pembangunan hijau. Green economy itu sesuatu yang luar biasa. Pesan saya, jadi ibukota negara atau tidak, Kaltim tetap harus hijau" pesannya.
Diketahui, bentang alam KEE Wehea-Kelay seluas 532.143 hektare yang berada di kawasan Kabupaten Kutai Timur dan Berau merupakan habitat bagi setidaknya 713 jenis tumbuhan, 77 jenis mamalia, 270 jenis burung, 46 jenis reptil, 70 jenis amfibi, 44 jenis kupu-kupu dan 1.282 individu orang utan.
Pada kesempatan ini, Pemprov Kaltim memberikan penghargaan kepada anggota Forum KEE Wehea-Kelay atas komitmen pengelolaan habitat orang utan Kalimantan secara kolaboratif.
Tampak hadir Wakil Bupati Berau Agus Tamtomo, Asisten Administrasi Umum Setprov Kaltim Bere Ali yang juga Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setkab Kutai Timur Rupiansyah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Syahrial, Kepala Dinas Kehutanan Kaltara Syarifudin, Ketua DDPI Kaltim Prof Daddy Ruhiyat dan TNC Indonesia, serta pelaku usaha. (her/yans/humasprovkaltim).
28 Januari 2014 Jam 00:00:00
Perencanaan Pembangunan
16 September 2019 Jam 22:45:50
Perencanaan Pembangunan
16 Mei 2014 Jam 00:00:00
Perencanaan Pembangunan
19 Februari 2018 Jam 19:54:05
Perencanaan Pembangunan
25 November 2021 Jam 13:42:23
Perencanaan Pembangunan
22 September 2023 Jam 17:03:23
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 17:01:11
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:56:55
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:53:17
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:49:24
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
27 Agustus 2013 Jam 00:00:00
Pemerintahan
12 April 2013 Jam 00:00:00
Penelitian dan Pengembangan Daerah
04 Maret 2015 Jam 00:00:00
Pemerintahan
31 Mei 2018 Jam 20:16:06
Perencanaan Pembangunan
31 Januari 2018 Jam 19:20:58
Kelautan dan Perikanan