SAMARINDA - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim Setyo Budi Basuki mengatakan pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) adalah kegiatan imunisasi untuk menutup kekurangan dari imunisasi rutin sebelumnya, dan capaian imunisasi rutin minimal harusnya 95%. Namun karena adanya pandemi selama 2 tahun yang berdampak tidak ada kegiatan Posyandu, sehingga pencapaian vaksinasi masih di bawah target dan itu terjadi pada seluruh provinsi di Indonesia.
"Maka untuk menutupi kekurangan itu, dilaksanakan bulan imunisasi anak nasional (BIAN), yang dilaksanakan selama satu bulan, yang telah dicanangkan pada tanggal 18 Mei dan berakhir di 18 Juni 2022," kata Setyo Budi Basuki kepada Tim Publikasi Biro Adpim Setdaprov Kaltim, usai membuka Rapat Evaluasi dan Percepatan Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) Tingkat Provinsi Kaltim, yang digelar secara offline dan online di Hotel Mercure Samarinda, Rabu (6/7/2022).
Karena cakupannya secara nasional kurang, lanjut Setyo disebabkan pada waktu pelaksanaan BIAN bertepatan libur sekolah, sehingga sulit untuk mengejar target yang ingin dicapai, sehingga pelaksanaannya ditambah waktunya sampai tanggal 29 Juli mendatang.
“Alhamdulillah dengan dukungan dari semua pihak, semua lintas sektor termasuk kabupaten kota capaian imunisasi BIAN Provinsi Kaltim, kita itu sudah peringkat tiga secara nasional, capaian kita 57%, dan targetnya memang juga 95%, makanya target tersebut kita kejar, salah satunya mengumpulkan kelompok-kelompok yang potensial untuk punya sasaran, termasuk Kemenag, Disdik dan lintas sektor lainnya melalui Rapat evaluasi dan percepatan pelaksanaan BIAN Tingkat Provinsi Kaltim,” papar Setyo Budi Basuki.
Ditambahkan, pelaksanaan BIAN adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman kepada seluruh masyarakat akan pentingnya pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional terhadap pencapaian target eliminasi campak-rubela/Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2023, mempertahankan Indonesia Bebas Polio dan mewujudkan Dunia Bebas Polio pada tahun 2026 serta mencegah terjadinya kejadian luar biasa PD3I lainnya.
“Jadi Imunusasi ini adalah imunisasi Campak Rubela, kemudian ada imunisasi kejar Oral Polio Vaksin, kemudian Injeksi Polio Vaksin, HB1-Hib, sebetulnya ini Imunisasi yang biasa dilakukan di Posyandu, jadi Untuk menutupi kekurangan tersebut, kita lakukan BIAN ini,” kata Setyo Budi Untuk capaian BIAN tertinggi di Provinsi Kaltim, lanjut Setyo Budi adalah Kabupaten Mahakam Ulu yaitu 123.8 %, kemudian Kutai Barat 102.5 %. Balikpapan 70.9%. Kutai Kartanegara 63.9%. PPU 63.4%. Paser 52.0%. Bontang 50.8%. Kutai Timur 48.2%. Berau 43.9% dan Kota Samarinda 40.4%.
“Untuk mencapai target BIAN sebesar 95 %, kita harapkan seluruh stakeholders, termasuk pihak swasta untuk bisa berpartisipasi, berkontribusi serta mensupport kegiatan BIAN, sehingga pelaksanannya bisa sukses di seluruh wilayah Kaltim,” harap Setyo Budi Basuki.(mar/sul/adpimprov kaltim)
26 Agustus 2022 Jam 14:44:32
Informasi dan Komunikasi
05 Februari 2023 Jam 22:23:04
Informasi dan Komunikasi
09 Maret 2022 Jam 20:38:05
Informasi dan Komunikasi
02 November 2022 Jam 07:06:01
Informasi dan Komunikasi
25 April 2022 Jam 22:25:02
Informasi dan Komunikasi
22 Februari 2022 Jam 21:00:14
Informasi dan Komunikasi
31 Mei 2023 Jam 09:36:35
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
31 Mei 2023 Jam 09:33:40
Ibu Kota Negara
29 Mei 2023 Jam 19:18:24
Wakil Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 19:15:40
Wakil Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
27 Januari 2023 Jam 21:40:53
Gubernur Kaltim
20 Februari 2017 Jam 00:00:00
Pemerintahan
29 Mei 2017 Jam 00:00:00
Perkebunan
03 Juni 2017 Jam 00:00:00
Agama
02 November 2019 Jam 09:30:19
Event