Cegah Penyakit Jantung Secara Dini
SAMARINDA – Serangan gagal jantung merupakan penyakit yang cukup banyak diderita masyarakat dan merupakan salah satu penyebab kematian. Sehubungan dengan itu, Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Kaltim berupaya secara bertahap melakukan berbagai penyuluhan dan sosialisasi untuk memberikan kesadaran dini terhadap kemungkinan serangan jantung.
”Yayasan Jantung Indonesia Kaltim adalah mitra pemerintah yang juga turut membantu masyarakat. Sebab banyak orang meninggal mendadak akibat serangan jantung. Hal ini menjadi kekhawatiran kita semua,” kata Wakil Ketua Yayasan Jantung Indonesia Kaltim, H Muhransyah pada Pembukaan Sosialisasi Penyuluhan Pencegahan Dini tentang Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Bagi Masyarakat Umum, di Aula Kantor BPM-PD Kaltim, Selasa (4/3).
Kegiatan ini diikuti 100 peserta dari anggota PKK, mahasiswa, kelompok pengajian/majelis taklim dengan tujuan para peserta bisa menyebarluaskan informasi yang didapat dalam penyuluhan tersebut. Sedangkan narasumber berasal dari Dinas Kesehatan, Yayasan Kanker Indonesia dan BPM-PD Kaltim.
”Kami memberikan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah secara dini, dengan harapan akan tercipta masyarakat yang sehat dan berkualitas serta sejahtera karena kemampuan masyarakat dalam mencegah penyakit,” kata Muhransyah.
Dewasa ini, penyakit kardiovaskular atau yang berkaitan dengan jantung menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2010, penyakit kardiovaskular menjadi penyebab utama kematian manusia selain penyakit infeksi.
Diprediksi pada tahun 2020, pasien yang meninggal dunia akibat penyakit jantung mencapai 18 juta orang, termasuk di negara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan di negara-negara maju, angka kematian akibat penyakit jantung hanya 9 juta orang.
Sementara itu, dari paparan narasumber diungkapkan bahwa perubahan pola hidup dapat menyebabkan munculnya penyakit jantung. Saat ini penyakit itu bukan hanya terjadi di negara maju. Karena kesadaran masyarakat di negara maju makin tinggi, angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan. Sedangkan jumlah penderita di negara berkembang makin meningkat.
Data menunjukkan 80 persen kematian akibat penyakit ini terjadi di negara-negara berpendapatan menengah ke bawah dan 86 persen di negara berkembang. (ina/sul/es/hmsprov)
23 September 2021 Jam 21:39:35
Kesehatan
12 November 2018 Jam 22:01:50
Kesehatan
18 Mei 2021 Jam 10:23:13
Kesehatan
18 Januari 2013 Jam 00:00:00
Kesehatan
31 Juli 2015 Jam 00:00:00
Kesehatan
22 Februari 2018 Jam 20:08:42
Kesehatan
06 Juni 2023 Jam 20:22:45
Gubernur Kaltim
06 Juni 2023 Jam 20:18:54
Wakil Gubernur Kaltim
06 Juni 2023 Jam 19:38:59
Kegiatan Silaturahmi
06 Juni 2023 Jam 19:35:50
Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
26 Februari 2022 Jam 11:36:13
Agama
01 November 2016 Jam 00:00:00
Prestasi
19 Agustus 2022 Jam 15:14:16
Gubernur Kaltim
24 Juni 2016 Jam 00:00:00
Sosial
11 Oktober 2019 Jam 08:03:18
Kebudayaan dan Pariwisata