SAMARINDA - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kaltim terus berupaya mendukung pengembangan pengrajin agar lebih sejahtera. Keaslian produk juga trus dijaga agar produk-produk daerah ini tidak diakui daerah lain maupun bangsa lain saat dipasarkan.
"Karena itu, semua pihak diminta untuk aktif mengamati dan mempromosikan produk-produk kerajinan daerah. Sehingga hasil kerajinan kita semakin dikenal dan diminati, tetapi tidak diakui sebagai produk daerah lain apalagi negara lain," kata Ketua Umum Dekranasda Kaltim Hj Ence Amelia Suharni Faroek didampingi Ketua Harian Dekranasda Kaltim yang juga Kepala Disperindagkop dan UMKM Kaltim Fuad Assadin ketika menerima kunjungan rombongan Yayasan Penabulu Jakarta dan Pengurus Badan Pengelola Ekonomi Rakyat (BPER) Mahakam Ulu di Kantor Dekranasda Kaltim, Selasa (23/1).
Bahkan, menurut Amelia, Mahakam Ulu yang memiliki warisan budaya diharapkan dapat dikembangkan di tingkat nasional maupun internasional. Jika perlu keberadaan warisan budaya, termasuk hasil kerajinan tangan dapat dijaga kearifannya. Dekranasda Kaltim berharap, dengan warisan budaya dan kerajinan yang dimiliki dapat memberikan prestasi membanggakan bagi daerah ketika dinilai oleh pemerintah pusat.
Karena itu, melalui pertemuan ini, Amelia meminta agar dapat memberikan saran dan solusi terhadap pengembangan usaha ekonomi kreatif masyarakat di Kaltim. Khususnya di Mahakam Ulu. "Artinya, pengembangan usaha ekonomi kreatif dapat dikembangkan melalui produk kerajinan di daerah. Contohnya kerajinan tangan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di masing-masing daerah. Misalnya, ukir-ukiran kayu dan kain motif Dayak," jelasnya.
Ketua Yayasan Penabulu Jakarta Muhammad Tamzil mengatakan, bersama BPER, pihaknya telah melaksanakan berbagai kegiatan di Mahakam Ulu. Bahkan, ada program besar yang dilaksanakan BPER bersama Yayasan Penabulu, yaitu memanfaatkan energi baru terbarukan guna meningkatkan ekonomi masyarakat di Mahakam Ulu. "Ada dua kecamatan yang sementara ini menjadi fokus kami, yaitu Kecamatan Long Apari dan Long Pahangai. Dari dua kecamatan ini ada potensi besar yang dapat dikembangkan guna meningkatkan ekonomi rakyat, yaitu pengembangan kebun coklat dan kerajinan tangan. Karena itu, Yayasan Penabulu juga membentuk BPER agar pengembangan potensi ini semakin terarah, sehingga kesejahteraan rakyat semakin meningkat," jelasnya.
Guna mengembangkan potensi yang ada di Mahakam Ulu, maka Yayasan Panabulu dan BPER meminta agar mendapat dukungan dari Pemprov Kaltim dan Dekranasda, sehingga pengembangan usaha ekonomi kreatif masyarakat ini bisa semakin meningkat kualitas maupun produksinya. (jay/sul/humasprov)
21 November 2019 Jam 22:30:54
Dekranasda
14 November 2020 Jam 12:16:53
Dekranasda
09 Oktober 2020 Jam 20:20:05
Dekranasda
21 November 2019 Jam 22:30:54
Dekranasda
26 Oktober 2020 Jam 10:51:16
Dekranasda
12 Maret 2019 Jam 21:03:03
Dekranasda
13 Agustus 2022 Jam 19:29:24
Gubernur Kaltim
13 Agustus 2022 Jam 19:26:49
Gubernur Kaltim
12 Agustus 2022 Jam 19:23:54
Gubernur Kaltim
11 Agustus 2022 Jam 19:20:41
Wakil Gubernur Kaltim
11 Agustus 2022 Jam 19:17:44
Wakil Gubernur Kaltim
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
30 Juli 2021 Jam 22:44:50
Sosialisasi Masyarakat
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
12 September 2013 Jam 00:00:00
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
20 Oktober 2015 Jam 00:00:00
Lingkungan Hidup
05 Desember 2013 Jam 00:00:00
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
06 Mei 2013 Jam 00:00:00
Pendidikan
07 Februari 2013 Jam 00:00:00
Kesehatan