Kalimantan Timur
Dialog Antarumat Beragama. Sufian Agus: Pluralitas Ciri Kehidupan Masyarakat Indonesia

Foto Hudais Tri Putra / Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi Kalimantan Timur

SAMARINDA – Pemprov Kaltim melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) menggelar Dialog Antarumat Beragama, dengan tema “Peningkatan Moderasi Beragama Untuk Memperkuat Persatuan dan Persatuan Dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia” di Ruang Kartanegara Hotel Bumi Senyiur Samarinda, Kamis (10/02/2022).  

Kegiatan ini dihadiri Perwakilan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wilayah Kaltim, Kepala dan perwakilan Badan Kesbangpol Kabupaten/Kota, forum-forum mitra pemerintah, tokoh agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Budha, Hindu dan Konghucu, organisasi kemasyarakatan dan organisasi kemahasiswaan.  

Kepala Badan Kesbangpol Kaltim Sufian Agus mengatakan sesuai Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, kerukunan meliputi 3 (tiga) aspek. 

“Yaitu kerukunan intern agama, kerukunan antar umat beragama dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah. Ketiganya harus saling bersinergi dalam upaya mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka, yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur,” kata Sufian Agus saat membuka acara Dialog Antar Umat Beragama yang menghadirkan dua narasumber, yaitu Mohlis Hassan dari Kantor Kemenag Wilayah Kaltim dan Asmuni Ali selaku Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kaltim. 

Persatuan dan kesatuan, lanjut dia, menjadi kunci penting dalam keberagaman yang dimiliki Indonesia dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Berbeda etnik, budaya, Bahasa, dan Agama, tapi satu tujuan kesejahteraan yang berkeadilan, sehingga bisa mencapai kemakmuran Bersama.

“Pluralitas merupakan ciri kehidupan masyarakat di Indonesia, dari dulu sampai sekarang. Pluralitas masyarakat berwujud dalam kemajemukan ras, bangsa, etnis, bentuk fisik, bahasa, tradisi, seni dan budaya, juga agama, kepercayaan, maupun ideologi. Pluralitas masyarakat menjadi kodrat kehidupan di dunia, termasuk di Indonesia yang harus dihargai dan dihormati,” jelasnya.  

Untuk itu, Sufian Agus berpesan kepada peserta dialog antar umat beragama ini agar dapat menghindari penyebab terjadinya konflik, di antaranya sentimen agama dan etnis, misionaris atau kecurigaan antarumat beragama, isu mayoritas dan minoritas, klaim kebenaran terhadap pandangan yang dimiliki. 

“Setiap agama mengajarkan cinta kasih, kesatupaduan, dan persaudaraan. Agama Islam, juga agama lain tidak ada yang membenarkan untuk berperang, saling bunuh, saling memusuhi, bertindak anarkis.  Melalui forum ini saya mengajak kepada para peserta untuk selalu menjaga kerukunan sesama umat beragama dan antar umat beragama serta kerukunan umat beragama dengan pemerintah,” pesannya. (her/sul/adpimprov kaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation