Kalimantan Timur
Dinas Kesehatan Ajak Masyarakat Hidupkan Kembali Posyandu

Kehadiran Balita ke Posyandu Dibawah 50 Persen

SAMARINDA - Peran  Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk pemeriksaan kesehatan dan gizi  bagi  bayi di bawah lima tahun (balita) beberapa tahun terakhir ini mulai kurang diminati. Meski tetap berjalan, tapi pelaksanaannya tidak seramai dulu. Lebih menyedihkan karena kehadiran balita ke Posyandu bahkan tidak mencapai 50 persen.

"Kita sangat mengharapkan Posyandu bisa lebih diaktifkan seperti dulu lagi. Perlu dukungan masyarakat, terutama yang memiliki balita untuk dapat memeriksakan gizi anak-anak mereka," kata Kepala Dinas Kesehatan Kaltim dr Rini Retno Sukesi, Kamis (22/10).

Penurunan ini juga terjadi di ibukota provinsi, Samarinda. Posyandu seharusnya menjadi media untuk memeriksakan gizi dan perkembangan bayi, namun sayang tingkat kehadiran balita dan ibunya bahkan tidak mencapai 50 persen.

Salah satu faktor penyebabnya adalah kesibukan orang tua yang tidak memiliki cukup waktu untuk membawa anak mereka ke Posyandu.

Kedepan, diharapkan orang tua berperan lebih aktif untuk membawa anak mereka ke Posyandu. Kehadiran mereka sangat penting untuk mengetahui apakah sibalita tumbuh dan berkembang dengan benar. 

"Dengan membawa balita mereka ke Posyandu,  maka orang tua  akan mengetahui perkembangan anak. Baik itu mengenai pertumbuhan berat badan dan  gizi bayi," ujarnya.

Rini menambahkan, peran Posyandu sangat penting untuk mengetahui perkembangan bayi setiap satu bulan. Pada buku  Kartu Menuju Sehat   (KMS), ada pula  Kartu Ibu dan Anak  (KIA) untuk memonitor pertumbuhan balita.

"Bagaimana orang tua bisa  mengetahui kesehatan balitanya kalau jarang dibawa ke Posyandu. Hanya sekali dalam satu bulan, tetapi harus berturut-turut dan tidak pernah terputus," harap Rini.

Semua orang tua pada dasarnya wajib mengetahui perkembangan kesehatan anak. Sebab jangan sampai terjadi gizi buruk, orang tua baru menyadari pentingnya memantau kesehatan balita.

Setiap orang tua juga harus mengetahui asupan gizi bayi mereka, plus makanan tambahan bagi sang bayi, sehingga berat timbangan anak bertambah secara wajar.

"Itulah diantara fungsi Posyandu,. Ke depan diharapkan bisa dihidupkan kembali dan itu memerlukan peran serta dan dukungan orang tua untuk membawa anaknya ke Posyandu," ujarnya.

Selain itu, Dinas Kesehatan juga akan terus berusaha menghidupkan kembali Posyandu, khususnya di daerah perkotaan. Di pedesaam tingkat kehadiran balita ke Possyandu umumnya masih diatas 50 persen.

Untuk mewujudkan hal ini, diperlukan dukungan lintas sektor. Termasuk kerjasama dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). "Dengan demikian, orang tua tidak perlu lagi ke sana ke mari, tetapi pada saat mengantar anaknya ke sekolah juga bisa dilakukan kegiatan Posyandu," ujarnya. (mar/sul/es/hmsporv)

Berita Terkait
Government Public Relation