SAMARINDA – Penanganan pasca panen tanaman pangan khususnya produksi padi Kaltim terus diperbaiki dan ditingkatkan dengan melatih petugas di seluruh Kaltim. Saat ini tingkat kehilangan produksi atau losses production akibat panen yang tidak tepat besarnya antara 12-15 persen setiap hektarnya.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kaltim, H Ibrahim menjelaskan penanganan pasca panen padi yang tidak benar seperti penggunaan alat tradisional dan pengetahuan tata cara panen yang salah sangat mempengaruhi tingkat produktivitas.
“Perilaku atau kebiasaan petani saat ini masih banyak yang tidak tepat. Begitupun penggunaan alat serta kurangnya pengetahuan petani sangat menetukan hasil yang didapat,” ujarnya.
Selain menghindari kehilangan produksi yang tinggi, pelatihan bagi petugas pasca panen juga dapat memperbaiki mutu rendeman giling padi sehingga kualitas beras yang dihasilkan tidak mudah patah, tidak cepat berkutu dan dapat disimpan lama di gudang penyimpanan.
“Jika kehilangan (losses) saat ini mencapai 15 persen dari produksi yang dihasilkan yaitu rata-rata lima ton per hektarnya, maka gabah yang hilang saat panen dapat mencapai 750 kilogram per ha. Ini yang akan kita tekan,” ujarnya.
Dijelaskan Ibrahim, penggunaan alat tradisional oleh petani seperti sabit dan gebotan atau perontok padi saat panen sangat berpengaruh pada gabah yang dihasilkan. Belum lagi jika petani tidak menggunakan alas dalam merontokkan bulir padi, maka akan banyak gabah yang hilang dan terbuang.
Kondisi saat ini, tingkat penanganan pasca panen oleh petani masih rendah, kurang terampilnya petani menggunakan alat-alat mesin pertanian, kurangnya dukungan bengkel dan suku cadang alat permesinan, serta kurangnya luas lahan garapan petani yang kurang dari lima hektar, sehingga petani tidak merasa perlu menggunakan alat-alat pertanian dalam penanganan panen.
“Output dari pelatihan adalah bertambahnya pengetahuan petugas baik secara teoritis maupun aplikasinya di lapangan sehingga kehilangan produksi selama ini dapat ditekan sekecil mungkin,” ucapnya.
Pelatihan petugas penanganan pasca panen tanaman pangan diikuti 20 peserta yang berlangsung sejak tanggal 9-11 Oktober, diikuti peserta dari 10 kabupaten/kota selain Bontang, Tarakan, Kutai Timur dan Kutai Barat. (yul/hmsprov)
//Foto: Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kaltim, H Ibrahim (kedua dari kiri) panen padi di Kutai Kartanegara. (dok/humasprov kaltim).
27 November 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
30 Januari 2020 Jam 08:51:44
Pertanian dan Ketahanan Pangan
15 Juli 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
18 September 2015 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
19 Februari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
23 Juni 2015 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
02 Oktober 2023 Jam 22:37:43
Gubernur Kaltim
02 Oktober 2023 Jam 22:33:50
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
02 Oktober 2023 Jam 22:31:41
Gubernur Kaltim
02 Oktober 2023 Jam 22:23:12
Gubernur Kaltim
02 Oktober 2023 Jam 22:19:56
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
25 Maret 2018 Jam 18:44:29
Kegiatan Pemerintah
11 April 2018 Jam 13:56:20
Agama
16 Oktober 2013 Jam 00:00:00
Pemerintahan
14 November 2017 Jam 10:27:38
Kesehatan
04 Maret 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan