Diseminasi Penelitian Ekosistem Hutan Dipterokarpa, Hasilkan Produk Olahan Tingkatkan Ekonomi Rakyat
SAMARINDA - Pengembangan pengelolaan hutan dipterokarpa di Kaltim diyakini mampu memberikan nilai tambah ekonomi masyarakat. Hal ini terbukti, sesuai hasil penelitian yang dilakukan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa Samarinda, ternyata menghasilkan tiga produk yaitu Teh Irai, Bolu Pasak Bumi dan Sabun Tengkawang.
Hasil produk penelitian tersebut dinilai mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, karena bisa menjadi produk olahan yang siap dimanfaatkan masyarakat, terutama di bidang kesehatan.
"Artinya, jika berdasarkan penelitian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa Samarinda yang terbesar memanfaatkan dan memiliki potensi lebih tinggi dalam pengembangan hutan dipterokarpa adalah Kaltim di Indonesia," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kaltim Eddy Kuswadi usai membuka diseminasi hasil-hasil penelitian pengembangan dan inovasi ekosistem hutan dipterokarpa di Kantor Balitbangda Kaltim, Selasa (31/7).
Eddy mengatakan, dipterokarpa merupakan kelompok tumbuhan pantropis yang anggotanya banyak dimanfaatkan bidang perkayuan. Misal, kayu keruing (Dipterocarpus elongatus), bangkirai (Shorea laevis) dan tengkawang (S pinanga).
Karena itu, sektor kehutanan tidak hanya memiliki nilai ekonomi dari produksi kayu gelondongan. Namun juga manfaat lain sebagai hasil hutan bukan kayu salah satunya di sektor kesehatan. Hal ini yang telah dilakukan jajaran Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa Samarinda.
"Karena itu, jika tanaman hutan bisa dimanfaatkan dan mendapat sentuhan inovasi teknologi, diyakini mampu memberikan manfaat besar bagi pengembangan sektor kehutanan, terutama dari jenis tanaman hutan dipterokarpa. Makanya, dari hasil penelitian balai besar ini diharapkan bisa dimanfaatkan OPD terkait dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat," jelasnya.
Berdasarkan, hasil penelitian balai besar tersebut, produk olahan dari jenis dipterokarpa, contohnya Teh Irai merupakan air rebusan dari daun Bengkirai yang bermanfaat sebagai terapi komplementer untuk penyakit diabetes, hipertensi, kolesterol, kesuburan dan memperbaiki stamina tubuh.
Diseminasi penelitian dihadiri Lembaga Litbang Tingkat Kementerian di Kaltim, Balai di lingkup KLHK Kaltim, OPD terkait di Kaltim, Dekan dan LP2M Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Kaltim. (jay/sul/humasprov)
01 Oktober 2013 Jam 00:00:00
Kehutanan
01 Agustus 2018 Jam 21:50:43
Kehutanan
02 Juli 2013 Jam 00:00:00
Kehutanan
24 Mei 2017 Jam 00:00:00
Kehutanan
07 Juli 2022 Jam 09:34:49
Kehutanan
25 Agustus 2020 Jam 21:39:37
Kehutanan
31 Januari 2023 Jam 22:28:31
Sumber Daya Manusia
30 Januari 2023 Jam 22:26:01
Informasi dan Komunikasi
30 Januari 2023 Jam 22:23:44
Info Reformasi Birokrasi
30 Januari 2023 Jam 22:17:36
Wakil Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
16 Februari 2013 Jam 00:00:00
Kepemudaan dan Olahraga
07 September 2019 Jam 20:40:16
Pembangunan
12 Juli 2016 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
17 Oktober 2022 Jam 17:46:26
Informasi Bencana
07 April 2018 Jam 09:01:11
Even Olahraga