* Wujudkan Swasembada Daging di Kaltim
SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kaltim tetap konsisten mendukung program nasional untuk mewujudkan swasembada daging sapi di Kaltim. Melalui Dinas Peternakan (Disnak), Pemprov Kaltim terus berupaya memacu peningkatan populasi dan produktivitas ternak sapi di daerah ini.
“Hingga kini kita tetap konsisten mendukung program pencapaian swasembada daging sapi. Bahkan secara bertahap dari tahun ke tahun memberikan bantuan sekaligus melakukan pembinaan terhadap kabupaten dan kota di Kaltim, khususnya guna peningkatan populasi dan produktivitasnya ternak tersebut,” kata Plt Kepala Disnak Kaltim H Dadang Sudarya, Jumat (8/2).
Menurut dia, meningkatkan populasi sapi diantaranya dilakukan dengan mendatangkan sapi bibit dari luar Kaltim (kegiatan ektensifikasi) dan meningkatkan angka kelahiran serta menurunkan angka kematian (kegiatan intensifikasi).
Khusus untuk meningkatkan kelahiran bagi sapi betina produktif yakni memberikan inseminasi buatan dan perbaikan manajemen atau perbaikan tata cara pemeliharaan supaya peternak mampu mengatur masa perkawinan sapi atau mengatur waktu kawin yang tepat.
Misalnya, melalui pengaturan masa perkawinan maka dapat diatur masa kelahiran atau setiap tahun sapi dapat beranak secara rutin. Sebab,selama ini untuk sapi Bali minimal diperlukan waktu 15 bulan sampai 18 bulan (dua hingga tiga kali beranak dalam lima tahun).
Karenanya, melalui teknologi peternakan yang diterapkan diupayakan agar sapi-sapi tersebut diperpendek jarak beranaknya antara 12 bulan hingga 14 bulan. Sehingga seekor sapi betina produktif dalam masa lima tahun mampu beranak empat bahkan lima kali.
“Guna meningkatkan waktu kelahiran maka perlu dilakukan perbaikan pakan baik kualitas maupun kuantitasnya. Termasuk memperbaiki tingkat reproduksi ternak dengan rutin memeriksakan sapi-sapi produktif yang terlambat bunting walaupun sudah beberapa kali kawin
serta memilihkan waktu/teknik kawin yang tepat sesuai masa birahinya,” jelasnya.
Ditambahkannya inseminasi buatan dilakuakn guna menghasilkan bibit sapi yang unggul dengan genetik yang baik. Sehingga produktifitasnya atau bobot berat hidup sapi dapat ditingkatkan hingga mencapai 600 sapai 700 kilogram per sapi hidup.
“Selama ini sapi yang kita potong untuk bobot mencapai 270 kilogram atau berat bersih daging hanya 150 kilogram. Ke depan, dengan genetic sapi unggul yang baik maka akan mampu berproduksi hingga 300 - 400 kilogram perekor,” ujar Dadang.
Dijelaskannya, populasi sapi di Kaltim hingga saat ini mencapai 104.000 ekor, sedangkan untuk kebutuhan sapi potong minimal 50.000 ekor pertahun. Karenanya, guna mencukupi ketersediaan sapi potong masih mendatangkan dari luar daerah. Sementara untuk mencapai swasembada daging sapi di Kaltim minimal memiliki populasi sapi sekitar 500.000 ekor. (yans/hmsprov)
21 Mei 2013 Jam 00:00:00
Peternakan
21 Juli 2019 Jam 23:23:49
Peternakan
25 April 2013 Jam 00:00:00
Peternakan
19 Juni 2017 Jam 09:12:38
Peternakan
01 April 2013 Jam 00:00:00
Peternakan
17 Juni 2013 Jam 00:00:00
Peternakan
01 Juli 2022 Jam 08:16:25
Pertanian dan Ketahanan Pangan
01 Juli 2022 Jam 08:10:36
Informasi dan Komunikasi
01 Juli 2022 Jam 08:06:41
Ibu Kota Negara
01 Juli 2022 Jam 07:59:52
Informasi dan Komunikasi
01 Juli 2022 Jam 07:55:43
Deregulasi Kebijakan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
30 Juli 2021 Jam 22:44:50
Sosialisasi Masyarakat
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
14 Juni 2022 Jam 22:06:46
Rapat Koordinasi Pemerintah
10 Maret 2019 Jam 22:27:10
Kolom Minggu
17 Maret 2016 Jam 00:00:00
Pendidikan
13 April 2021 Jam 19:25:21
Program Pemerintah
23 November 2016 Jam 00:00:00
Sosialisasi Masyarakat