SAMARINDA - Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop dan UKM) Kaltim memberikan pelatihan pada sejumlah pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) tentang manajemen dan tata cara ekspor barang secara mandiri. Saat ini pasar ekspor hanya dilakukan oleh perusahaan besar, sehingga belum menyentuh kalangan UKM.
Demikian dikatakan Kepala Disperindagkop Kaltim, H.M Djailani di Samarinda, Rabu (19/6), terkait pembekalan soal ekspor bagi kalangan UKM di daerah ini.
Didampingi Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri (PLN), Restiawan Baihaqi, dijelaskan bahwa tahun ini Disperindagkop Kaltim melatih minimal 15 pengusaha kecil dan menengah dari berbagai jenis usaha. Pada awal Juli, Disperindagkop akan mengirim empat orang pengusaha kecil ke Jakarta mengikuti pelatihan menejemen ekspor barang.
"Pelatihan menejemen dan tata cara ekspor perlu diberikan kepada pengusaha kecil agar bisa mandiri melakukan ekspor langsung ke negara tujuan. Hingga saat ini belum ada pengusaha kecil dan menengah yang dapat menembus pasar ekspor. Ekspor Kaltim seluruhnya masih melalui trader atau penghubung," jelasnya.
Pasar ekspor Kaltim, ujar Djailani masih sangat terbuka lebar menyusul telah tumbuhnya produk-produk dari pengusaha kecil dan menegah, berupa kerajinan manik, sarung samarinda dan ulap doyo, makanan ringan amplang dan kerajinan rotan yang dijadikan berbagai aneka tas hingga pengobatan herbal.
Kendala saat ini, ujarnya adalah belum adanya trader atau penghubung antara pembeli dan pengrajin. Selama ini trader masih bersifat sebagai pengumpul barang, ketika ada permintaaan maka trader yang mengekspor barang. Padahal, trader dapat dilakukan oleh lembaga seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin) atau seorang profesional penjualan yang mengetahui permintaaan pasar dunia.
Nantinya setelah melalui pelatihan, para pengusaha kecil di Kaltim mampu membaca peluang ekspor, mengetahui tata cara ekspor, perijinan ekspor dan lain-lain sehingga mampu melakukan ekspor secara langsung dan mandiri. Selain itu, pengusaha kecil dan menengah juga diharapkan dapat menguasai teknologi informasi agar dapar berkomunikasi dengan pembeli dari luar negeri.
Dijelaskan, saat ini Sarung Samarinda dan Kain Ulap Doyo serta kerajinan tangan dari manik-manik mendapat tempat di hati masyarakat Timur Tengah dan beberapa negara Afrika. Alasannya, budaya dan tata cara berpakaian mereka sangat mirip dengan cara berpakaian penduduk Indonesia yang umumnya muslim yaitu menggunakan sarung dan memakai pakaian yang tidak terlalu formal.
"Selain melatih para pengusaha kecil dan menengah tentang tata cara dan menejemen ekspor, Disperindagkop juga bersiap untuk melakukan kerjasama dengan atase perdagangan di beberapa negara Timur Tengah dan Afrika karena pasarnya masih sangat terbuka," jelasnya.(yul/hmsprov).
///Foto : H.M Djailani
05 Oktober 2013 Jam 00:00:00
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
03 November 2020 Jam 12:33:41
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
05 Februari 2013 Jam 00:00:00
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
15 Juli 2019 Jam 22:20:20
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
17 Juli 2014 Jam 00:00:00
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
25 Maret 2021 Jam 12:31:54
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
03 Juni 2023 Jam 17:53:53
Gubernur Kaltim
03 Juni 2023 Jam 11:26:57
Wakil Gubernur Kaltim
03 Juni 2023 Jam 11:25:15
Kaltim Berduka
03 Juni 2023 Jam 11:22:53
Wakil Gubernur Kaltim
03 Juni 2023 Jam 11:21:06
Wakil Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
21 Agustus 2022 Jam 23:26:30
Wakil Gubernur Kaltim
02 Juli 2014 Jam 00:00:00
Pemerintahan
24 Oktober 2019 Jam 07:56:05
Lingkungan Hidup
27 November 2018 Jam 19:02:45
Pendidikan
05 Juli 2020 Jam 21:00:48
BNN