Galakkan Babe, Tekan Inflasi
SAMARINDA – Dalam upaya menekan angka inflasi, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura terus mengembangkan komoditi bawang merah dan cabe (babe) dengan melibatkan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).
“Komoditas babe menjadi isu nasional karena menjadi penyumbang inflasi. Kami libatkan PKK untuk mengembangkan tanaman sayur ini untuk menekan inflasi itu,” kata Kepala Dinas Pertanian Kaltim H Ibrahim didampingi Kepala Bidang Hortikultura Alimuddin, Selasa (6/9).
Menurut dia, tanaman sayur semacam babe merupakan komoditas yang prospek baik dari segi harga maupun potensi yang dapat dikembangkan di setiap daerah termasuk Kaltim.
Karenanya, tanaman sayuran ini salah satu komoditas utama yang wajib dikembangkan daerah dan didukung secara nasional melalui Kementerian Pertanian (Kementan).
Khusus di Kaltim, Distan selain mengembangkan di beberapa daerah potensial juga lebih mengutamakan wilayah kota karena tinggginya angka inflasi di perkotaan.
Misalnya, komoditas babe dikembangkan di Balikpapan, Samarinda dan Paser. Pola penanaman dengan media pot atau pemanfaatan pekarangan rumah.
Bahkan guna percepatan pengembangan komoditas sayuran ini ujarnya, pemerintah melibatkan lembaga perbankan diantaranya Bank Indonesia.
Jadi selain mengembangkan kawasan-kawasan potensial baru lanjutnya, Dinas Pertanian sudah mengembangkan kawasan cabe seluas 99 hektar di Kutai Kartanegara, Samarinda, Paser, Penajam Paser Utara, Kutai Timur dan Berau.
Diprediksi apabila program tanaman sayur ini berhasil maka pada 2016 akan mampu menghasilkan produksi cabe mencapai 45 ton.
Untuk memenuhi kebutuhan sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap pasar yang mempengaruhi inflasi maka Dinas Pertanian melakukan program tabulapot cabe.
Untuk tahun ini sebutnya, Distan membagikan sekitar 12 ribu tabulapot cabe untuk wilayah kota baik Balikpapan, Samarinda maupun Kota Bontang.
Keterlibatan TP-PKK di setiap daerah karena organisasi ini dinilai memiliki kader hingga ke wilayah pedesaan bahkan rukun tetangga (RT).
“Pengembangan babe saat ini tidak terlalu sulit selain sudah ada alih teknologi pertanian juga komoditas ini mudah beradaptasi dengan lingkungan. Kami sangat mengandalkan PKK untuk ikut sungguh-sungguh mengembangkan tanaman ini,” harapnya.
Dia menambahkan komoditas sayuran ini sangat prospek karena selain dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri juga dapat dijual, sehingga mampu menambah penghasilan dan pendapatan keluarga. (yans/sul/es/humasprov)
03 Maret 2019 Jam 20:14:41
Pertanian dan Ketahanan Pangan
27 Agustus 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
26 Januari 2021 Jam 14:17:48
Pertanian dan Ketahanan Pangan
29 Mei 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
09 September 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
15 April 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
27 September 2023 Jam 16:41:53
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:38:35
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
27 September 2023 Jam 16:34:52
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:29:55
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:26:49
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
28 Januari 2019 Jam 19:48:00
Pemerintahan
04 September 2014 Jam 00:00:00
Kepemudaan dan Olahraga
13 Februari 2019 Jam 17:09:23
Perkebunan
16 April 2013 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
25 Mei 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan