YJI Kaltim Gelar Pelatihan EKG
SAMARINDA - Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan terkait penyakit jantung, para dokter umum yang bertugas di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Kaltim dan Kaltara mendapat pelatihan tentang kemajuan teknologi elektrokardiogram (EKG) yang diprakarsai Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Kaltim.
"Dokter umum merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan paling awal, sehingga mereka harus mampu mendiagnosa gejala penyakit jantung dengan membaca EKG," kata Ketua YJI Cabang Utama Kaltim Hj A Djuwita Kirana Abdul Rachim saat membuka pelatihan EKG bagi Dokter Umum se-Kaltim dan Kaltara di Aula Pelangi RSUD AW Syahrani Samarinda, akhir pekan lalu.
Dijelaskan, EKG umumnya sudah dimiliki semua rumah sakit di kabupaten maupun kota, namun masih ada sebagian dokter umum yang belum mampu memanfaatkan peralatan EKG tersebut.
Dia berharap setelah mengikuti pelatihan EKG, para dokter umum tersebut mampu memanfaatkan ilmu yang diterima serta mendukung kerja-kerja YJI untuk menyampaikan pengetahuan tentang pencegahan penyakit jantung sedini mungkin di masarakat.
"Dukungan para dokter mengikuti pelatihan ini, tentunya menjadi penyemangat YJI, untuk terus mengabdi kepada masyarakat khususnya untuk pencegahan penyakit jantung sejak dini serta pentingnya pemeliharaan kesehatan," jelasnya.
Dijelaskan, penyakit jantung sangat berbahaya dan menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Karena itu perlu terus dilakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pola hidup sehat, salah satunya tidak merokok.
"Saya sangat prihatin sekarang ini bukan orang tua saja yang merokok, remaja maupun anak-anak juga merokok sehingga perlu terus digalakkan pola hidup sehat sehingga penyakit jantung dan pembuluh darah dapat ditekan sedini mungkin," tegas Djuwita.
Program YJI Kaltim fokus untuk membantu penderita jantung yang tidak mampu dengan usia produktif dan memiliki masa depan yang baik. Tahun ini ada 10 anak yang dikirim ke Jakarta dan dibantu biaya operasi jantung.
Sementara itu dokter spesialis jantung dr Djoen Herdianto, SpJP mengatakan, RSUD AW Syahranie mula Februari lalu sudah membuka pelayanan bedah jantung bekerja sama dengan Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta. Targetnya, dalam satu tahun ke depan operasi jantung sudah bisa dilakukan secara mandiri.
"Bedah jantung itu tidak mudah, perlu keahlian khusus dengan teknologi tinggi dan biaya tinggi. Jadi tidak serta merta melakukan operasi, perlu penanganan serba spesial," jelasnya.
Diakuinya, jumlah dokter spesialis jantung di Kaltim masih sangat minim. Di Balikpapan dan Samarinda tidak lebih dari enam dokter. Padahal pasien penyakit jantung setiap harinya terus bertambah hingga ratusan orang.
"Angka penderita penyakit jantung di Kaltim masih cukup tinggi, khususnya terjadi di masyarakat perkotaan. Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup," imbuhnya. (sar/sul/es/hmsprov).
////FOTO : Para dokter serius mengikuti pelatihan.(sarjono/humasprov)
12 Juli 2018 Jam 19:40:43
Kesehatan
01 Juni 2021 Jam 19:42:31
Kesehatan
17 September 2018 Jam 18:08:07
Kesehatan
14 Mei 2020 Jam 00:07:23
Kesehatan
08 Februari 2017 Jam 00:00:00
Kesehatan
21 Maret 2020 Jam 07:31:02
Kesehatan
31 Mei 2023 Jam 09:36:35
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
31 Mei 2023 Jam 09:33:40
Ibu Kota Negara
29 Mei 2023 Jam 19:18:24
Wakil Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 19:15:40
Wakil Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
25 Juni 2015 Jam 00:00:00
Pendidikan
09 Mei 2014 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
29 Februari 2016 Jam 00:00:00
Kesehatan
03 Juli 2014 Jam 00:00:00
Sosial
17 Februari 2020 Jam 20:47:20
Berita Acara