SAMARINDA - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi dan UKM Provinsi Kaltim Ir Fuad Asaddin mengungkapkan turunnya nilai rupiah terhadap dolar memberi tekanan terhadap melesatnya harga telor dan daging ayam. Harga daging ayam yang sebelumnya sekitar Rp28.000/kg menjadi Rp30.000/kg dan telur ayam dari Rp48.000/piring menjadi Rp55.000 hingga Rp60.000/piring. Kondisi ini terjadi merata secara nasional.
Dikatakan Fuad Asaddin, berdasarkan pantauan yang dilakukan setiap hari oleh Tim Pemantau Harga Provinsi Kaltim, kenaikan harga daging ayam dan telur sudah terlihat sejak minggu kedua Juli 2018 lalu. Kenaikan kedua kebutuhan tersebut sudah merata di seluruh wilayah Indonesia termasuk Kaltim. Rupiah melemah dari Rp13.200 menjadi Rp 14.378 hingga Selasa siang kemarin.
"Pelemahan rupiah menyebabkan pembelian terhadap 80 persen komponen pakan ternak yang masih impor menjadi mahal. Selain itu, pelarangan penggunaan anti biotic growt (ABG) bagi peternak, menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan ayam menjadi lambat," sebut Fuad Asaddin, Selasa (17/7).
Dikatakan harga indukan dan day old chick (DOC, istilah untuk anak ayam yang berumur satu hari) juga mengalami kenaikan. DOC/ekor meningkat dari Rp6.155 menjadi Rp6.655. "Selain pakan, indukan dan harga DOC juga meningkat. Itu juga menjadi pemicu terjadinya kenaikan harga daging ayam," ujarnya.
Fuad menjelaskan, sumber daging ayam untuk kebutuhan Kaltim sekitar 70-80 persen lokal, sisanya daging beku dipasok dari Pulau Jawa. Sedangkan telur ayam sekitar 46 persen berasal dari lokal dan sisanya 36 persen didatangkan dari Sulawesi dan Pulau Jawa. "Berdasarkan pusat informasi pemasaran (Pinsar) dibutuhkan waktu kurang lebih 45 hari untuk membesarkan DOC dan indukan agar dapat menurunkan harga ayam saat ini," ujarnya.
Untuk stok telur dan ayam di Kaltim, kata Fuad Asaddin, saat ini masih cukup untuk sekitar satu setengah bulan ke depan, sementera harga kebutuhan pokok lainnya dalam kondisi dinamis. "Stok telur ayam maupun daging ayam di Kaltim masih aman dan stok tersebut bisa bertahan sampai satu setengah bulan. Masyarakat diimbau untuk tidak panik dan sementara waktu mungkin bisa menggantinya dengan meningkatkan konsumsi ikan," pesan Fuad Asaddin. (mar/sul/humasprovkaltim)
07 September 2018 Jam 17:39:25
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
12 Mei 2014 Jam 00:00:00
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
05 September 2016 Jam 00:00:00
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
13 Januari 2020 Jam 14:34:08
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
25 Februari 2019 Jam 19:05:01
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
29 Mei 2023 Jam 19:18:24
Wakil Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 19:15:40
Wakil Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 14:31:31
Wakil Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 10:05:26
Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 09:57:29
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
14 Maret 2022 Jam 15:55:00
Ibu Kota Negara
15 Juni 2017 Jam 13:57:22
Pemerintahan
08 Agustus 2015 Jam 00:00:00
Kebudayaan dan Pariwisata
26 Oktober 2015 Jam 00:00:00
Penataan Ruang
30 Agustus 2021 Jam 21:46:58
Perkebunan