SAMARINDA - Situasi perekonomian dunia yang menunjukkan penurunan tingkat konsumsi dan ekonomi juga berpengaruh pada provinsi-provinsi lainnya di Indonesia, tidak terkecuali Kaltim yang juga mengalami perlambatan.
Perekonomian Kaltim pada triwulan pertama 2013 berdasarkan besaran Product Domestic Regional Bruto (PDRB) atas harga berlaku mencapai Rp105,3 triliun dengan komponen minyak dan gas atau Rp70,2 triliun tanpa komponen Migas.
Demikian dijelaskan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, H Johny Anwar saat rilis, terkait PDRB Kaltim, Ketenagakerjaan dan Indek Konsumen Kaltim di Samarinda, Senin (6/4).
Dijelaskan, tekanan pada ekonomi nasional ini dikarenakan situasi global yang mengurangi permintaan komoditas hasil tambang dan Migas asal Indonesia, padahal sebagian besar provinsi di Indonesia, khususnya Kaltim masih mengandalkan komoditi Migas dan pertambangan batu bara dalam struktur ekonominya.
"Pada triwulan pertama 2013 dibandingkan triwulan yang sama di 2012 mengalami kontraksi minus 0,91 persen, serta lebih rendah dibanding triwulan empat 2012 yang positif 1,78 persen," ujarnya.
Jika dilihat lapangan usaha pembentuk PDRB, industri pengolahan mengalami kontraksi yang cukup tinggi mencapai negatif 8,68 persen yang dipengaruhi oleh penurunan produksi pada industri gas alam cair (LNG) dan industri kilang pengolahan minyak bumi.
Dua jenis komoditi ini, yaitu gas alam cair dan minyak bumi, produksinya terus menurun dalam sepuluh tahun terakhir karena cadangan yang terus menipis dan belum ada ditemukan sumur-sumur minyak baru yang memperbarui sumur-sumur tua. Demikian halnya sektor pertambangan dan penggalian yang menurunkan produksinya karena permintaan dunia yang juga turun.
Struktur pembentuk PDRB Kaltim menurut lapangan usaha adalah 45,76 persen dibentuk oleh sektor pertambangan, industri pengolahan sebesar 23,12 persen, perdagangan sebesar 9,13 persen, pertanian sebesar 6,57 persen, sektor jasa sebesar 4,36 persen, angkutan dan transportasi sebesar 4,23 persen, keuangan sebesar 3,31 persen serta sektor bangunan dan konstruksi sebesar 3,25 persen.
"Namun jika dihitung neraca perdagangan di Kaltim pada triwulan pertama 2013 masih mengalami surplus Rp66,8 triliun. Sedangakan untuk Pengeluaran Konsumsi Pemerintah masih mengalami kontraksi yang dipengaruhi masih rendahnya relisasi atau penyerapan anggaran di awal tahun," jelasnya.(yul/hmsprov).
12 Juni 2014 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
15 September 2020 Jam 18:04:41
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
02 September 2019 Jam 22:21:31
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
29 Agustus 2016 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
09 Maret 2015 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
07 Februari 2015 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
10 Agustus 2022 Jam 15:14:05
Administrasi Pembangunan
10 Agustus 2022 Jam 06:26:18
Hari Nasional
10 Agustus 2022 Jam 06:23:30
Peranan Organisasi Perempuan
10 Agustus 2022 Jam 06:20:11
Kegiatan Silaturahmi
09 Agustus 2022 Jam 15:08:45
Gubernur Kaltim
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
30 Juli 2021 Jam 22:44:50
Sosialisasi Masyarakat
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
07 September 2016 Jam 00:00:00
Pendidikan
28 Agustus 2020 Jam 22:06:58
Gubernur Kaltim
27 November 2015 Jam 00:00:00
Pelatihan, Kepegawaian
22 Maret 2019 Jam 17:45:22
Pelatihan, Kepegawaian
25 Maret 2022 Jam 22:15:22
Gubernur Kaltim