Eksploitasi SDA Tidak Pedulikan Kearifan Lokal
BALIKPAPAN – Kegiatan perekonomian terkadang tidak memperhatikan tradisi dan kearifan lokal. Misalnya, eksploitasi sumber daya alam (SDA) tanpa mengindahkan budaya dan kearifan lokal masyarakat yang hidup disekitarnya.
Hal itu diungkapkan Gubernur Kaltim dalam sambutan tertulis yang disampaikan Asisten Administrasi dan Umum Setdaprov Kaltim Meiliana pada Rakor Regional Center of Excellence Layanan Perpustakaan dan Informasi Budaya Lokal Kalimantan di Balikpapan, Selasa (16/6).
“Demoralisasi (penurunan moral) terjadi pada pengelolaan sumber daya alam yang kita miliki. Eksploitasi yang dilakukan para pelaku usaha di daerah sudah tidak pedulikan budaya dan kearifan lokal masyarakat,” ungkapnya.
Contoh dalam pengelolaah hutan, dimana nenek moyang pada jaman dahulu sangat memperhatikan kelestarian bahkan melindungi hutan. Karena hutan diyakini sebagai sumber penghidupan dan sumber pengobatan.
Tetapi sekarang hutan sudah gundul bahkan hampir-hampir tidak ada lagi, sehingga menyebabkan erosi dan pendangkalan sungai-sungai di Kalimantan. Selain, kerusakan lingkungan dan menyebabkan banjir juga menimbulkan penderitaan masyarakat.
Selain itu, era teknologi dan transformasi budaya ke arah kehidupan modern dan pengaruh globalisasi sekarang ini maka keberadaan budaya lokal mengalami tantangan kuat untuk menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
Tercermin pada perilaku masyarakat yang tidak memperhatikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dalam berinteraksi sosial. Misalnya, budaya gotong royong, tolong menolong dan saling mengingatkan untuk melakukan kebaikan sangat mengakar kuat dalam kehidupan.
“Perkembangan zaman telah menyebabkan pergeseran budaya. Saat ini masyarakat kita tumbuh budaya yang hanya memperhatikan kepentingan diri sendiri atau kelompok tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat,” katanya.
Demikian pula di bidang budaya yang mengalami kepunahan dan terlantar karena kurang peduli terhadap pelestariannya dan menganggap tidak relevan pada jaman sekarang. Padahal masih banyak kearifan lokal yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi tuntunan.
Bahkan yang membuat sangat memprihatinkan ada beberapa budaya nusantara yang diakui negara lain sebagai miliknya. Hal itu dapat terjadi karena kurangnya kepedulian dan perhatian dalam pelestarian dalam pengembangan budaya.
“Beragam warisan nilai kearifan lokal yang diperoleh dari leluhur memberikan kita kesempatan untuk belajar cara berinteraksi sosial yang baik dan menghadapi masalah dalam melaksanakan pembangunan tanpa harus meninggalkannya,” jelasnya.
Gubernur berharap agar pengembangan Center of Excellence Layanan Perpustakaan dan Informasi Budaya Lokal Kalimantan melalui keterlibatan dan partisipasi stakeholders dengan konsep kemitraan mampu melakukan pelestarian nilai-nilai budaya.(yans/sul/es/hmsprov).
///FOTO : Sejumlah kawasan hutan di Kaltim yang rusak akibat eksploitasi sumber daya alam yang tidak memenuhi kaidah pelestarian lingkungan dan tidak memperhatikan budaya serta kearifan lokal. (dok/humasprov)
27 April 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
10 Juni 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
19 Desember 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
25 Juni 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
28 September 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
08 Agustus 2014 Jam 00:00:00
Pembangunan
11 Desember 2023 Jam 00:04:16
Gubernur Kaltim
10 Desember 2023 Jam 00:01:40
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
08 Desember 2023 Jam 18:56:58
Gubernur Kaltim
08 Desember 2023 Jam 18:03:53
Gubernur Kaltim
08 Desember 2023 Jam 14:07:24
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
06 Juni 2022 Jam 19:30:28
Informasi dan Komunikasi
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
15 April 2018 Jam 21:53:03
Pertanian dan Ketahanan Pangan
07 Agustus 2020 Jam 23:02:25
Kesehatan
26 September 2015 Jam 00:00:00
Pelatihan, Kepegawaian
26 Oktober 2022 Jam 22:05:55
Informasi dan Komunikasi
18 Januari 2014 Jam 00:00:00
Penanggulangan Bencana