Curhat Gubernur ke Mahyudin
SAMARINDA - Saat kunjungan kerja Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin dan rombongan, Jumat (16/1) kemarin, Gubernur Awang Faroek Ishak melanjutkan keluh kesah rakyat Kaltim. Kaltim menuntut otonomi khusus karena hingga saat ini rakyat Kaltim masih merasakan ketidakadilan pembangunan. Sumber daya alam dikuras, sementara perhatian pusat masih sangat minim dan tidak sebanding dengan kerusakan dan resiko buruk yang pasti akan dirasakan rakyat Kaltim.
"Orang luar hanya tahu Kaltim ini kaya raya. Tapi jujur saja, laju pembangunan di Kaltim sangat tidak sebanding dengan potensi sumber daya alam yang terus dikuras," tegas Awang Faroek.
Pembabatan hutan era70an hingga 80an sudah berakhir. Selanjutnya giliran migas yang disedot. Era selanjutnya hingga sekarang, eksploitasi tambang batubara yang semakin sulit dihentikan.
Tetapi anehnya, lanjut Awang, untuk membangun jalan pun Kaltim masih mengalami kesulitan. Contoh sederhana adalah pembanguann jalan tol yang sama sekali tidak mendapat dukungan pusat dan Kaltim cenderung lebih banyak dipimpong dengan banyak alasan. Padahal dari eksploitasi migas dan batubara di Kaltim itu, ratusan triliun rupiah mengalir mulus ke pusat tanpa rintangan.
"Apa ini adil? Kami hanya menuntut keadilan, bukan untuk merdeka karena bagi rakyat Kaltim, NKRI tetap harga mati," lanjut Awang.
Kepada mantan wakilnya saat masih menjabat Bupati Kutai Timur itu, Awang Faroek mengatakan dirinya selalu mengingatkan masyarakat Kaltim agar berjuang dalam koridor yang benar, tidak anarkis, radikal hingga melahirkan gerakan yang destruktif dan tidak produktif sehingga tidak memicu simpati pusat dan pihak-pihak lain.
Awang mengungkapkan, saat ini masih dilakukan kajian teknis hingga melahirkan naskah akademis yang nantinya dapat menjadi pedoman dasar dan alasan rakyat Kaltim menuntut otsus.
Sementara Mahyudin, Wakil Ketua MPR RI, yang merupakan putra daerah Kaltim menyatakan dukungannya atas aspirasi tersebut. Namun ia mengingatkan agar aksi tuntutan dilakukan secara kompak dan tetap dalam koridor NKRI.
"Kita sudah memegang konsesus NKRI adalah harga mati. Jadi jangan merdeka-merdeka dulu. Jadi kalau kita mau berjuang, mari bersama-sama. Saya pimpinan MPR, masih ada 7 anggota DPR RI lainnya asal Kaltim. Selain itu, masih ada 4 anggota DPD juga asal Kaltim. Mari duduk bersama dan sama-sama berjuang untuk keadilan yang lebih baik bagi Kaltim," tegas Mahyudin.
Dukungan serupa juga disampaikan Wakil Ketua Komisi II DPR M Lukman Edy. Menurutnya, saat sumber daya alam Kaltim dikuras, maka pemerintah pusat secara bersama juga harus memikirkan, infrastuktur apa yang harus dibangun sebagai gantinya. Sebab jangan sampai terjadi, ketika sumber daya alam habis, Kaltim justru belum punya apa-apa. Tidak siap secara infrastruktur dan ekonomi paska tambang. (sul/hmsprov)
Foto: Wakil Ketua MPR RI Mahyuddin mendapat cinderamata dari Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak. (fajar/humasprov kaltim).
19 September 2019 Jam 22:54:52
Perencanaan Pembangunan
29 Agustus 2014 Jam 00:00:00
Perencanaan Pembangunan
16 Februari 2014 Jam 00:00:00
Perencanaan Pembangunan
06 Agustus 2019 Jam 23:58:01
Perencanaan Pembangunan
13 Agustus 2020 Jam 21:09:43
Perencanaan Pembangunan
02 Oktober 2019 Jam 09:08:57
Perencanaan Pembangunan
29 Mei 2023 Jam 14:31:31
Wakil Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 10:05:26
Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 09:57:29
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
29 Mei 2023 Jam 09:53:48
Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 09:51:53
Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
25 September 2015 Jam 00:00:00
Agama
06 Juni 2014 Jam 00:00:00
Kepemudaan dan Olahraga
11 Januari 2019 Jam 18:58:27
Pendidikan
12 Juni 2014 Jam 00:00:00
Pembangunan
28 Juli 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan