Kalimantan Timur
Food Estate Wujudkan Ketahanan Pangan

SAMARINDA–Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan di Kaltim, sejak 2011 Pemprov telah menjalankan program food estate yang telah dicanangkan oleh Menteri Pertanian Suswono di Kayan Delta Food Estate Tanjung Buka, Kabupaten Bulungan.
Food estate merupakan upaya modernisasi pertanian dengan tujuan meningkatkan produksi dan produktifitas pertanian. Terbukti dari Solaria Group melalui perusahaannya PT Nusa Agro Mandiri berhasil meningkatkan hasil produksi dan produktifitas panen padi sawah di lahan seluas 75 hektare (tahap awal). Solaria Group telah mendapatkan ijin pengembangan food estate seluas 5.000 hektare di Bulungan.
Untuk panen pertama, lahan 75 hektare milik Solaria Group di Kayan Delta Food Estate menghasilkan 112,5 ton GKG (Gabah Kering Giling) atau 1,5 ton/hektare. Dan pada panen selanjutnya sudah menghasilkan 5,7 ton/hektare atau totalnya sekitar 427,5 ton GKG. Produktifitasnya semakin meningkat seiring dengan penerapan teknologi pertanian.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dispertan) Kaltim H Ibrahim mengungkapkan program food estate di Kaltim menjadi program unggulan Pemprov yang merupakan bagian dari program nasional untuk mewujudkan ketahanan pangan di daerah dan secara nasional.
Ibrahim menjelaskan dari 344 ribu hektare lahan di 10 kabupaten yang telah diverifikasi oleh Dispertan bersama Tim Percepatan Rice and Food Estate di Kaltim, tercatat baru sekitar 88 ribu yang sudah clear. Sedangkan sisanya masih terus dilakukan upaya koordinasi dengan pihak kabupaten, termasuk terkendala belum disahkannya revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kaltim di tingkat pusat.
Saat ini, menurut dia, beberapa investor telah mengintip peluang dan berencana akan berinvestasi dalam program food estate  di Kaltim. Diantaranya, PT Sang Hyang Seri (SHS) yang telah bertemu Bupati Berau Makmur HAPK dan mendapatkan ijin untuk melakukan ujicoba penanaman jagung di Berau, yang akan dimulai pada November mendatang.
Sementara itu, PT Indofood dan PT Pertani yang telah membuat design untuk pengembangan lahan dan produksi pangan di wilayah Paser. Sedangkan investor lainnya adalah Holley Group Ltd (Tiongkok) yang bekerjasama dengan PT United Sasamba Plantations (Kaltim) untuk mengembangkan potensi komoditas singkong gajah yang saat ini menjadi komoditi ekspor.
“Investasi yang akan ditanamkan oleh investor tersebut sekitar Rp550 miliar yang digunakan untuk pengembangan komoditas singkong gajah di Paser. Pemprov akan terus berusaha mendorong percepatan program food estate, termasuk dalam proses pengurusan ijin yang dilakukan di tingkat kabupaten,” jelas Ibrahim.
Program food estate, lanjut Ibrahim, tidak hanya dijalankan dan menguntungkan perusahaan-perusahaan besar yang berinvestasi saja. Melainkan juga melibatkan petani lokal maupun pekerja-pekerja yang didatangkan dari program transmigrasi bekerjasama dengan pemerintah daerah di Pulau Jawa.
Program food estate juga sesuai dengan keinginan Pemprov Kaltim untuk menjadikan sektor pertanian dalam arti luas sebagai program prioritas dan menjadi lokomotif perekonomian baru bagi Kaltim dalam beberapa tahun ke depan. (her/hmsprov)

//Foto: Penanaman kedelai di lahan food estate di Kabupaten Bulungan. (dok/humasprov kaltim).


 

Berita Terkait
Government Public Relation