Kalimantan Timur
Germas Tekan Kematian PTM

Rini Retno Sukesi

 
SAMARINDA - Saat ini Indonesia tengah menghadapi tantangan  besar serangan penyakit infeksi, penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit yang seharusnya sudah teratasi tapi muncul kembali. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim dr Hj Rini Retno Sukesi mengatakan  pada era 1990, penyakit menular seperti ispa, tuberkulosis dan diare merupakan penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan. Namun adanya perubahan gaya hidup masyarakat menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi).

 

Secara nasional, kata Rini Retno  angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) dari 37 persen menjadi 57 persen  pada tahun 2015. Di Kaltim sendiri pada tahun 2016 angka hypertensi bahkan mencapai  48.962 kasus. Dampak PTM, lanjut Rini Retno  akan mempengaruhi pembiayaan pelayanan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah, menurunnya produktivitas masyarakat, menurunnya daya saing daerah dan negara yang pada akhirnya juga berimbas pada kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri. "Oleh karena itu,  dengan gerakan masyarakat hidup sehat kita harapkan bisa menekan angka kesakitan dan kematian akibat PTM seperti hypertensi dan diabetes melitus  maupun penyakit tidak menular lainnya," kata Rini Retno Sukesi di Kantor Gubernur Kaltim, Selasa (20/2).


Menurut Rini  PTM seperti hypertensi dan diabetes melitus sangat bisa dihindari dengan penekanan pola hidup sehat melalui Germas, antara lain melakukan aktifitas fisik olahraga  minimal 30 menit setiap hari, kemudian mongomsunsi sayur dan buah, serta selalu mengecek secara taratur. "Germas manjadi sebuah pilihan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik dan gerakan ini perlu digaungkan kembali dan disosialisasikan kepada seluruh komponen masyarakat  sebagai salah satu perwujudan dari revolusi mental yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo," papar Rini Retno. (mar/sul/humasprov)

Berita Terkait
Government Public Relation