Kalimantan Timur
Gubernur : Pembangunan Jembatan Udara Mutlak Dilakukan

 Perkembangan Bandara Di Kaltim Luar Biasa


SAMARINDA – Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengatakan pembangunan jembatan udara mutlak dilakukan, mengingat kondisi geografis Kaltim yang cukup unik sehingga beberapa daerahnya tidak dapat dijangkau melalui jalur darat maupun jalur air.
Selain itu, menurut dia, pembangunan jembatan udara juga sudah didukung  fasilitas bandar udara (Bandara),  terutama untuk Bandara yang dapat didarati pesawat jenis   Boeing dan Airbus, yaitu Bandara Sepinggan Balikpapan, Bandara Kalimarau Berau dan Bandara Juwata Tarakan.
“Kita telah melakukan pembangunan dan pengembangan sejumlah Bandara di Kaltim dalam upaya membangun jembatan udara (interkonektivitas) antardaerah di Kaltim,” ujar Awang Faroek, akhir pekan lalu.
Saat ini sedang dilakukan pengembangan Bandara Sepinggan Balikpapan oleh PT Angkasa Pura dengan progress mencapai 25,5 persen, meliputi pembangunan gedung terminal penumpang menjadi 110.000 meter persegi dengan 10 unit garbarata, relokasi bangunan penunjang, pembangunan gedung parkir dan apron serta infrastruktur lainnya.
“Untuk perpanjangan landasan pacu menjadi 3.500 meter akan diupayakan melalui sumber dana APBN,” ucapnya.
Kemudian, pengembangan Bandara Kalimarau Berau telah dilaksanakan melalui perpanjangan landasan pacu dari 1.850 meter menjadi 2.250 meter sehingga dapat didarati oleh pesawat Boeing 737-300 dan Airbus A-319. Juga telah dibangun terminal penumpang seluas 9.000 meter persegi dilengkapi dua unit garbarata yang telah diresmikan oleh Presiden SBY pada Oktober 2012.
Selanjutnya, pengembangan Bandara Juwata Tarakan, dilakukan pembangunan apron dengan konstruksi sarang laba-laba, terminal penumpang dilengkapi empat unit garbarata dan pembangunan landasan pacu baru (paralel runway). Saat ini Bandara Juwata telah dapat didarati pesawat Boeing 737-900ER dan Airbus 320.
Sebagai pengganti Bandara Temindung Samarinda juga dibangun Bandara Samarinda Baru (BSB) melalui program Multiyears Contract (MYC) 2011-2013 sebesar Rp696 miliar untuk fasilitas sisi darat dengan sumber dana APBD Kaltim dan sampai saat ini progress capaian 45 persen. Fasilitas sisi udara pada 2012 telah dimulai pembangunannya yaitu apron (pekerjaan tanah dasar).
“Kita mohon doanya agar pembangunan BSB dapat segera diselesaikan dan Samarinda sebagai ibukota Kaltim akan segera memiliki sebuah bandara yang representatif,” pintanya.
Dalam rangka mendukung pengembangan sektor pariwisata di kawasan Kepulauan Derawan, Sangalaki, Maratua dan Kakaban, Kabupaten Berau, juga dilakukan pembangunan Bandara Maratua, yang telah dilaksanakan sejak 2011 dengan pematangan lahan untuk pembangunan landasan pacu 100 x 1.700 meter.
Selain itu, Pemprov bekerjasama dengan TNI AD melalui Operasi Bhakti Kartika Jaya telah melakukan pembangunan dan pengembangan tiga bandara di kawasan perbatasan, yakni di Long Bawan, Long Apung dan Data Dawai, dengan total anggaran Rp400 miliar melalui pola MYC yang bersumber dari APBD Kaltim.
“Masing-masing landasan pacu bandara dikembangkan dari sebelumnya 750 x 23 meter menjadi 1.600 x 30 meter, sehingga kedepan paling tidak dapat didarati pesawat jenis Hercules dan dapat memacu pertumbuhan ekonomi di kawasan itu. Pembangunan bandara di Maratua dan kawasan perbatasan ini juga merupakan salah satu wujud komitmen Pemprov membangun kawasan perbatasan/pulau terluar,” tambahnya.
Disamping itu, kabupaten/kota lainnya di Kaltim juga berkeinginan untuk membangun bandara dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi di daerah masing-masing, seperti Bandara Sangatta dan Paser, serta Bontang. Sebelumnya telah ada Bandara RA Bessing di Malinau, Bandara Melak Kutai Barat dan Bandara Nunukan. (her/hmsprov).

///Foto : Aktivitas penerbangan di Bandara Sepinggan Balikpapan.(dok/humasprov kaltim)
 


 

Berita Terkait
Government Public Relation