Pembangunan Perkeretaapian Khusus Muara Wahau-Lubuk Tutung
SAMARINDA – Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak memberikan apresiasi atas progres dari proyek pembangunan perkeretaapian khusus sepanjang 130 kilometer yang dibangun oleh MEC (Minerals, Energy & Commodities) yang melintasi Muara Wahau-Lubuk Tutung (Bengalon) di Kutai Timur.
Hingga saat ini, pihak MEC telah melakukan pembebasan lahan seluas 479 hektare di kawasan Kutai Timur untuk membangun infrastruktur terintegrasi pertambangan batu bara. Infrastruktur tersebut diantaranya rel kereta api khusus, mine mouth power plant 1.400 MW, coal terminal, pelabuhan, airstrip, smelter dan lainnya.
“Kita harus fokuskan untuk melakukan ground breaking paling lambat pada 2014. Ground breaking ini nantinya akan dilakukan oleh Presiden, karena nilainya yang sekitar US$ 5 miliar. Ini juga akan menjadi satu-satunya proyek kerjasama dengan luar negeri yang berhasil, sekaligus membawa dampak pada peningkatan kesejahteraan rakyat,” ujar Awang Faroek ketika menerima jajaran MEC Coal Project di ruang rapat gubernur, Kamis (25/7).
Awang Faroek menegaskan pekerjaan proyek yang juga akan terintegrasi dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) atau Maloy Trans Kalimantan Economic Zone (MTKEZ) ini harus terlaksana dengan baik. Untuk itu, segala permasalahan yang menghambat (bottlenecking) mulai dari pembebasan lahan, perijinan, amdal dan lainnya harus segera dituntaskan.
“Proyek ini tidak boleh gagal di Kaltim karena dulu pernah gagal waktu di Sumatera. Dalam hal ini kita bukan lagi berbicara Kutai Timur atau Kaltim, tetapi berbicara skala nasional. Karena railways ini merupakan program berskala nasional yang sudah masuk dalam MP3EI,” tegasnya.
Diketahui, pembangunan perkeretaapian khusus beserta infrastruktur terintegrasi pertambangan batu bara berawal dari penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Gubernur Kaltim dengan Presiden Direktur Ras Al-Khaimah Minerals and Metals Invesments (RMII), Uni Emirat Arab, pada World Islamic Economic Forum (WIEF), Maret 2009 di Jakarta.
Selain itu, di kawasan yang sama MEC Coal bersama dengan National Aluminium Company Limited (NALCO) India akan membangun pabrik peleburan aluminium (smelter).
“Pembangunan perkeretaapian khusus ini sebagai bagian dari upaya membangun konektivitas antar daerah di Kaltim. Karena awalnya memang kereta api ini digunakan untuk mengangkut batu bara maupun komiditi lainnya seperti CPO dan hasil HTI, namun ke depan akan digunakan untuk mengangkut penumpang,” ucapnya. (her/hmsprov)
//Foto: SUDAH BEBASKAN LAHAN. Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak bersama jajaran MEC Coal Project. (heru/humasprov kaltim).
09 April 2013 Jam 00:00:00
Perhubungan
12 April 2013 Jam 00:00:00
Perhubungan
05 Maret 2013 Jam 00:00:00
Perhubungan
11 November 2018 Jam 18:33:09
Perhubungan
24 November 2017 Jam 08:27:40
Perhubungan
23 Mei 2019 Jam 09:21:33
Perhubungan
23 Maret 2023 Jam 13:54:47
FCPF-CF
23 Maret 2023 Jam 13:41:20
Wakil Gubernur Kaltim
23 Maret 2023 Jam 13:28:48
Even Olahraga
23 Maret 2023 Jam 13:17:46
Lingkungan Hidup
22 Maret 2023 Jam 14:30:39
Administrasi Pembangunan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
10 Februari 2021 Jam 20:44:42
Berita Acara
23 Juli 2022 Jam 01:03:36
Kegiatan Silaturahmi
13 Mei 2016 Jam 00:00:00
Pemerintahan
30 Juni 2019 Jam 13:47:32
Siaran Pers