Kalimantan Timur
Gubernur Minta Bappeda dan Dinas PUPR Kawal APBN Untuk Maloy

Foto Istimewa

JAKARTA - Plt Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Elen Setiadi mengatakan sukses pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) hanya akan terwujud  jika ada kerja sama antara Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP), administrator, Dewan KEK, dan dukungan kementerian/lembaga.

 

Tahun ini pengembangan KEK di Indonesia,  setidaknya memerlukan pembiayaan sebesar Rp 50 triliun dengan proyeksi serapan tenaga kerja hingga 95.000 orang.

 

Besaran proyeksi itu nantinya akan ditransformasikan ke dalam rencana kerja,  dan rencana kerja itu membutuhkan dukungan dari kementerian/lembaga.

 

"Dukungan itu ada yang sangat prioritas, prioritas dan bisa diwujudkan dalam jangka menengah," kata Elen Setiadi pada Rapat Kerja Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (Rakernas KEK) di Hotel Borobudur Jakarta, Jumat (23/12/2022).

 

Dukungan kementerian itu misalnya bidang Insfratruktur menjadi tanggung jawab Kementerian PUPR. Seperti untuk penyediaan fasilitas embung dan pengolahan air dan aksesibilitas jalan menuju KEK. 

 

Di Kementerian Perhubungan juga diharapkan segera menyelesaikan perizinan pelabuhan dan pengembangan pelabuhan multipurpose.

 

Kementerian Kominfo bisa membantu pemerataan jaringan telekomunikasi 4G  sehingga semua kawasan ekonomi di Indonesia, termasuk juga KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kutai Timur.

 

"Kementerian Investasi bisa  membantu promosi untuk KEK yang belum optimal. Kementerian Kesehatan bisa membantu pembangunan rumah sakit atau klinik di sekitar KEK," tambah Elen.

 

Dukungan Kementerian Keuangan antara lain diharapkan untuk membantu penyusunan dokumen ekspor. Sedangkan Kementerian Dalam Negeri diperlukan untuk percepatan fasilitasi Perda  insentif  dan RDTR.

 

Gubernur Kaltim H Isran  Noor mengakui Insfratruktur di KEK MBTK  masih belum memadai. Terutama untuk jalan masuk, listrik, air bersih dan telekomunikasi.

 

"Saya minta Bappeda dan Dinas PUPR terus ingatkan pusat untuk membangun infrastruktur Maloy dengan APBN. Apalagi Kaltim sudah jadi ibu kota negara. KEK MBTK ini akan sangat mendukung keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN),"  tegas Gubernur.

 

Gubernur juga minta agar pemerintah pusat mempermudah proses dalam izin pelabuhan internasional Maloy menjadi pelabuhan multipurpose untuk lebih menarik minat para investor.

 

Sementara Sekda Sri Wahyuni selalu Sekretaris Dewan KEK MBTK berjanji akan melakukan pembenahan terutama pada  aspek kelembagaan, salah satunya mengubah BUPP yang sebelumnya dalam bentuk PT MBTK menjadi BUMD yang merupakan kolaborasi antara Pemprov Kaltim dan Pemkab Kutai Timur. 

 

Seperti diketahui, Maloy MBTK memiliki luas 557 hektare dan yang sudah dibebaskan seluas 509 hektare. Tanah itu merupakan milik Pemkab Kutai Timur.

 

Sementara Pemprov Kaltim sudah membangun beberapa jalan kawasan, SPAM menuju KEK MBTK, dan lain-lain. (sul/ky/adpimprov kaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation