Kalimantan Timur
Gubernur Tinjau Pembangunan Bandara Paser

PASER – Dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Paser, Gubernur Awang Faroek  Ishak berkesempatan meninjau pembangunan bandara senilai Rp389 miliar yang dilakukan dengan pola tahun jamak atau multi years  contract.
“Saya bangga dengan program pembangunan bandara ini, khususnya untuk  pembangunan sisi darat dan udara. Kita berharap jangan sampai kasus BSB  terulang di Paser ini dan kontraktor yang melaksanakan pembangunan  adalah kontraktor yang profesional,” ujar Awang Faroek, Kamis (2/5).
 Menurut dia, Pemprov sudah punya pengalaman yang mengecewakan terutama  dalam pembangunan Bandara Samarinda Baru di Kelurahan Sungai Siring  Samarinda hingga tertunda selama dua tahun.
Bahkan, buntut dari pelaksanaan pembangunan bandara ini adanya 13 temuan  dari Badan Pengawas Keuangan dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan  yang mengganti pelaksanan pekerjaan atau kontraktor.
Padahal, keperluan keberadaan bandara sangat  mendesak dan bandara di   ibukota provinsi ini digadang sebagai bandara  pengganti Bandara  Temindung Samarinda yang sudah tidak layak untuk penerbangan karena  pemukiman dan perluasan bandara.
Karenanya, keprofessionalan kontraktor  itu dapat diketahui  dari  pengalamannya dalam mengerjakan berbagai proyek pembangunan bandara di  Indonesia. Namun, Pemprov bersama instansi terkait baik pusat maupun  daerah akan terus memantau pembangunan bandara itu.
Diakui, progres kegiatan sudah menunjukkan kemajuan yang signifikan  walaupun masih terkendala cuaca terutama curah hujan yang cukup tinggi.  Sehingga, tampak pembangunan akan terhambat.
Sesuai rencana pembangunan bandara yang melibatkan kontraktor dan subkon  dari Jakarta ini akan dibangun runway sepanjang seribu delapan ratus  meter dan bandara di Kabupaten Paser ini akansangat berperan dalam  meningkatkan perekonomian daerah.
“Kita semua berharap pembangunan bandara ini akan cepat terwujud sesuai  yang terjadwal dan bandara Paser ini melengkapi 20 bandara di Kaltim  yang rencananya dibangun setiap daerah minimal memiliki satu bandara,”  ungkap Awang Faroek.
Selain itu, pihak swasta di daerah tersebut dapat ikut terlibat dalam  percepatan pembangunan bandara Paser tersebut. Misalnya, memberikan  dukungan perbaikan jalan atau akses  infrastruktur ke bandara.
“Kita telah berkomitmen untuk mewujudkan jembatan udara maka pembangunan  bandara di Paser ini akan mampu mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi  daerah. Namun, tetap mengharapkan dukungan pihak swasta ikut terlibat  dalam pembangunan eksesibilitas ke bandara khususnya yangtidakmasuk  dalam proyek yang dikerjakan pemerintah,” harap Awang Faroek.(yans/hmsprov).

//Foto: Lokasi pembangunan Bandara Paser. (yayan/humasprov kaltim).


 

Berita Terkait
Government Public Relation