Seminar Pekan Budaya Dayak 2013
JAKARTA – Hari pertama penyelenggaraan Pekan Budaya Dayak 2013 yang digelar Istora Senayan Jakarta, Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak didaulat menjadi pembicara seminar bertema Workshop Kalimantan Investmen Forum dan Sosialisasi Hukum Adat Dayak.
Melalui ajang ini penuh kebersamaan warga Kalimantan ini, Gubenur Awang Faroek mengajukan dua seruan penting. Yakni, “Membangun Kalimantan Untuk Semua” (Development Kalimantan For All) dan “No Day Without Solidarity” (tiada hari tanpa solidaritas).
Dua pesan ini penting menurut Awang Faroek agar dapat membawa kemajuan yang lebih jauh bagi masyarakat Kalimantan. Mengingat saat ini, Kalimantan masih jauh tertinggal dari Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Padahal dari pulau Kalimantan, ribuan triliun devisa Negara justru dihasilkan setiap tahunnya.
“Kita harus sepakat mewujudkan Kalimantan sebagai daerah yang maju, aman, damai didukung oleh pemerintahan yang demokratis, bersih dan berwibawa. Untuk kekompakan kita, saya usulkan slogan bersama, Membangun Kalimantan Untuk Semua dan No Day Without Solidarity. Ini akan jadi penyemangat dan pemersatu kita,” kata Awang disambut aplaus ratusan peserta seminar.
Awang menjelaskan, lima provinsi di Kalimantan saat ini sebenarnya sudah mengalami banyak kemajuan. Namun jika dibandingkan dengan kemajuan di pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi, Kalimantan masih tertinggal dan kurang mendapat perhatian pemerintah pusat.
“Momentum ini harus menjadi batu pijakan kita untuk maju dan melangkah bersama-sama menuju Kalimantan yang cerah di masa depan,” imbuh Awang.
Provinsi di Kalimantan ke depan harus menjadi provinsi yang maju dan berdaya saing dengan program-program pro rakyat. Awang pun menyebut sejumlah isu strategis yang harus segera diselesaikan, yakni penyelesaian revisi rencana tata ruang, yang sangat diperlukan untuk memberikan kepastian hukum kepada para investor. Melindungi hak ulayat dan tanah adat, dan lain-lain.
“Saya justru prihatin, tanah diganti rugi perusahaan dan akhirnya kita gigit jari. Orang Kalimantan harus jadi tuan rumah di kampungnya sendiri. Lah ini, tuan rumah tapi sudah tidak punya tanah. Kan susah urusannya,” ujar Awang.
Kalimantan harus meningkatkan daya saing daerah dengan membangun infrastruktur yakni jalan, pelabuhan, bandara, telekomunikasi, listrik dan fasilitas lainnya secara layak. Apalagi rakyat saat ini semakin kritis dan menuntut pelayanan yang terus membaik. Demikian persoalan kemiskinan dan pengangguran harus dientaskan.
“Tidak boleh ada orang Kalimantan yang masih miskin dan tidak punya pekerjaan. No day, without solidarity itulah gunanya. Bantu kalau masih ada yang miskin atau yang masih belum bekerja. Kalimantan harus makin erat dan bersatu,” ucapnya.
Bentuk-bentuk kerjasama yang disebut Gubernur Awang Faroek diantaranya adalah pembangunan rel kereta api dari beberapa kawasan lokasi tambang di Kalteng menuju Balikpapan melalui perbatasan Kutai Barat. Selain itu, gubernur juga mempromosikan Institut Teknologi Kalimantan (ITK).
“Putra-putri Dayak dari Kalimantan boleh kuliah di sana. Harapan saya, semua Pemprov sekaligus memberikan beasiswanya. Kaltim sudah melakukan itu dan ini sudah memasuki angkatan kedua,” ungkap Awang.
Selain itu, Gubernur Awang Faroek juga mengajak semua provinsi di Kalimantan kompak untuk perjuangan pembangunan infrastruktur, baik untuk penuntasan jalan trans Kalimantan maupun membangun maskapai penerbangan baru “Borneo Airlines”.
“Saya juga ingin mengajak saudagar-saudagar dari Kalimantan untuk mendirikan maskapai penerbangan Borneo Airlines. Selama ini kan susah. Mau ke Balikpapan saja, harus ke Jakarta dulu. Begitu juga sebaliknya,” seru Awang.
Sebagai ketua forum kerjasama empat provinsi, Gubernur Awang Faroek mengusulkan untuk segera melaksanakan Kalimantan Summit di Balikpapan untuk membahas hal-hal teknis yang akan dikerjasamakan untuk kemajuan lima provinsi di Kalimantan.
Sekretaris Provinsi Kaltim, Dr Irianto Lambrie yang baru saja dilantik menjadi Pj Gubernur Kaltara juga didaulat menjadi nara sumber pada seminar tersebut. Peserta yang datang dari berbagai daerah tersebut sangat antusias mendengarkan paparan dari pemikiran Gubernur Awang Faroek dan Pj. Gubernur Irianto Lambrie. Acara ini juga dihadiri Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Kaltim S. Adiyat. (sul/hmsprov).
///Foto : Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak (kemeja coklat) dan Pj Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie (kemeja merah) bersama sejumlah peserta dari Kontingen Kaltim pada Pekan Budaya Dayak 2013.(fajar/humasprov kaltim)
15 November 2014 Jam 00:00:00
Kebudayaan dan Pariwisata
13 Januari 2014 Jam 00:00:00
Kebudayaan dan Pariwisata
24 Juni 2014 Jam 00:00:00
Kebudayaan dan Pariwisata
22 Mei 2018 Jam 21:18:40
Kebudayaan dan Pariwisata
24 September 2013 Jam 00:00:00
Kebudayaan dan Pariwisata
29 Juni 2013 Jam 00:00:00
Kebudayaan dan Pariwisata
27 September 2023 Jam 16:41:53
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:38:35
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
27 September 2023 Jam 16:34:52
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:29:55
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:26:49
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
22 November 2022 Jam 20:05:04
Rapat Koordinasi Pemerintah
05 Oktober 2015 Jam 00:00:00
Pemerintahan
03 Januari 2019 Jam 20:13:04
Perencanaan Pembangunan
03 Januari 2021 Jam 08:29:29
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
26 Februari 2021 Jam 16:15:21
Berita Acara