SAMARINDA - Keberadaan masyarakat Tionghoa di Provinsi Kaltim yang telah hidup berdampingan dengan suku etnis lainnya merupakan gambaran kokohnya rasa kebersamaan dalam kehidupan multikultural dengan saling menghormati dan menerima perbedaan yang ada.
Wakil Gubenur Kaltim H Hadi Mulyadi mengajak seluruh warga Tionghoa untuk dapat hidup berdampingan dengan suku dan etnis lainnya serta berperan aktif dalam keberhasilan program pemerintah melalui berbagai aktivitas guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan dalam mewujudkan Kaltim berdaulat.
"Melalui momen perayaan Imlek 2570 tahun 2019 ini, kita kokohkan rasa persatuan dalam keberagaman agama, suku etnis dan budaya. Dan persaudaraan kita sebagai sebuah bangsa harus semakin kuat dan makin kokoh guna menjaga kerukunan umat beragama terutama dari berita-berita yang tidak benar (hoax) yang beredar di dunia maya seiring perkembangan teknologi saat ini," papar Hadi Mulyadi saat menghadiri perayaan Tahun Baru Imlek bersama Paguyuban Yong Jing H.K Samarinda yang digelar di Gedung Yong Jing Samarinda, Ahad (10/2/2019).
Perayaan Tahun Baru Imlek ini, lanjut Hadi Mulyadi hendaknya menjadi momentum untuk membangun semangat dan kesadaran untuk membudayakan sikap toleransi antarsesama anak bangsa. "Perayaan Imlek 2019 diharapkan menjadi spirit membudayakan sikap pro hidup rukun dan damai, saling menghormati dan menghargai diantara sesama anak bangsa," ujarnya.
Hadi Mulyadi menyatakan kebersamaan yang terjalin diantara warga Tionghoa dengan berbagai elemen anak bangsa di Kaltim, menjadi bukti semakin kokohnya kesadaran bersama untuk saling menghormati dan menerima perbedaan dan keragaman.
"Keragaman dan perbedaan kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya di Kaltim tidak seharusnya dipandang sebagai sebuah persoalan, tetapi sebaliknya harus tetap bersatu dan bergandengan tangan dalam semangat hidup bersaudara, sehingga kedamaian daerah tetap terjaga," kata Hadi Mulyadi.
Ditambahkan, perayaan Imlek telah menjadi bukti pengakuan bahwa tradisi kaum Tionghoa telah melebur, membaur dan menjadi tradisi masyarakat Indonesia termasuk Kaltim. Hal tersebut perlu dikembangkan sebagai modal utama mempererat persatuan dan kesatuan.
Wagub Hadi Mulyadi juga memberikan apresiasi kepada masyarakat Tionghoa yang selama ini berperan aktif mendukung pemerintah daerah menggerakkan roda perekonomian di Kaltim. Perayaan Imlek bersama Yayasan Yong Jing dihadiri Ketua MUI Kaltim KH Hamri Has, Ketua FKUB Kaltim Asmudi Ali, Sultan Aji Muhammad Arifin, Ketua Yayasan Yong Jing Samarinda Yos Soetomo, tokoh lintas agama, serta warga Tionghoa. Acara juga dimeriahkan atraksi barongsai. (mar/sul/ri/humasprov kaltim)
23 Oktober 2018 Jam 20:21:31
Kegiatan Silaturahmi
12 April 2019 Jam 20:54:43
Kegiatan Silaturahmi
04 April 2019 Jam 10:25:17
Kegiatan Silaturahmi
19 Desember 2018 Jam 20:25:46
Kegiatan Silaturahmi
22 Maret 2022 Jam 12:23:05
Kegiatan Silaturahmi
19 Februari 2019 Jam 02:51:35
Kegiatan Silaturahmi
17 Agustus 2022 Jam 22:28:29
Gubernur Kaltim
17 Agustus 2022 Jam 22:22:02
Agenda Pemerintah
16 Agustus 2022 Jam 22:06:58
Kesehatan
16 Agustus 2022 Jam 22:03:26
Gubernur Kaltim
16 Agustus 2022 Jam 09:26:10
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
30 Juli 2021 Jam 22:44:50
Sosialisasi Masyarakat
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
03 Februari 2017 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
28 April 2021 Jam 10:24:02
Pemerintahan
03 September 2013 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
26 Juni 2013 Jam 00:00:00
Agama
01 Februari 2016 Jam 00:00:00
Pemerintahan