Kalimantan Timur
Hadiri Pemakaman Sultan HAM Salehuddin II, Gubernur : Perjuangan Almarhum Harus Dilanjutkan

Gubernur Awang Faroek memberikan penghormatan terakhir kepada Sultan Haji Aji Muhammad (HAM) Salehuddin II sebelum disholatkan dan dimakamkan di komplek pemakaman sultan/raja di samping Museum Mulawarman tenggarong. (seno/humasprovkaltim)

TENGGARONG - Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak menghadiri prosesi pemakaman  Sultan Haji Aji Muhammad (HAM)  Salehuddin II  bin Aji Moehamad Parikesit, Senin (6/8). Sultan Salehudin II meninggal dunia pada usia 94 tahun (24 Oktober 1924 -5 Agustus 2018) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Parikesit Tenggarong, Ahad  lalu (5/8).

Sebelum dikebumikan  di kompleks pemakaman raja/sultan di samping Museum Mulawarman Tenggarong, jenazah almarhum disemayamkan di Kedaton Koetai Kartanegara. Prosesi dihadiri Putra Mahkota  H Adji Pangeran Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat beserta seluruh kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara. Hadir pula Pj Bupati Kukar Edi Damansyah dan jajaran, gubernur dan wakil gubernur Kaltim terpilih H Isran Noor dan Hadi Mulyadi,  Wakil Bupati Kutim, Ketua DPRD Kaltim, Pangdam VI Mulawarman, Kapolda Kaltim, FKPD Provinsi dan Kabupaten Kukar serta ribuan pelayat dari berbagai kalangan dan lapisan masyarakat Kukar.  

Awang Faroek Ishak mengatakan Sultan Salehuddin II  merupakan sosok raja yang bersahaja sederhana dan mengayomi rakyatnya dan tidak pernah menolak siapa saja yang ingin bertemu. Semua diterima dengan kesederhaaan.   

"Kita seluruh rakyat Kaltim merasa kehilangan.  Karena Sultan Salehuddin II adalah tokoh sekaligus raja yang  bersahaja dan mengayomi dan dekat dengan rakyatnya, baik di kesultanan Kutai Ing Martadipura maupun rakyat Kaltim umumnya dan Kukar khususnya," kata Awang Faroek Ishak usai menghadiri pemakaman  Sultan   HAM  Salehuddin II di komplek makam raja/sultan tidak jauh dari Kedaton Kesultanan Kutai.    

Awang Faroek mengatakan apa  yang telah diperjuangkan oleh Sultan HAM Salehuddin II wajib dilanjutkan baik untuk putra mahkota maupun Pemkab Kutai Kartanegara khususnya dalam melestarikan kesenian dan kebudayaan Kesultanan Kutai Ing Martadipura.

"Apa yang menjadi tekad almarhum harus dilanjutkan, walaupun berat tetapi dengan kebersamaan semua itu akan dapat dilaksanakan dengan baik. Sosok almarhum  merupakan orang yang kuat memegang teguh adat dan budaya. Kita merasa sangat kehilangan. Namun adat dan budaya yang beliau wariskan harus terus kita pelihara dan jaga," paparnya. 

Selain itu,  lanjut Awang Faroek sudah banyak  kontribusi nyata yang telah dilakukan oleh  Kesultanan Kutai dalam pelaksanan pembangunan termasuk dukungan   terbentuknya   Kabupaten Administratif dan melahirkan beberapa kabupaten dan kota di Kaltim yang terus maju dan berkembang dan berdampingan dengan aman dan damai  saat ini di seluruh wilayah Kaltim. (mar/sul/humasprovkaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation