Kalimantan Timur
HIV/AIDS Berkembang dalam Hitungan Detik

* Di Kaltim Ribuan Kasus, Pemerintah Daerah Harus Waspada

 

SAMARINDA- Penyakit HIV/AIDS berkembang dan menyebar di dalam masyarakat saat ini tidak lagi dalam hitungan bulan atau hari, tetapi dalam hitungan detik. Tiap detik akan ada kasus yang terserang maupun yang meninggal karena HIV/AIDS.

            Hal ini diungkapkan Direktur Eksekutif Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kaltim Drs Sumadi Atmodihajo MSi saat menyampaikan materi pada Pelatihan Konselor HIV/AIDS dan Konselor LK3 PKBI Kaltim Selasa, (5/10).

            Menurutnya, Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan menanggulangi penyakit mematikan dan belum ada obatnya itu secara serius mengingat begitu banyak tantangan dan kendala yang dihadapi di saat sekarang – terlebih lagi di masa depan. Di antaranya adalah perilaku menyimpang para remaja dan generasi muda yang melakukan seks bebas dan penggunaan narkoba, yang sangat erat hubungannya dengan penyebaran HIV/AIDS.

            ”Berdasarkan penelitian, remaja yang melakukan seks pra-nikah di Kaltim setidaknya terdapat di bawah 10%, namun ada pula sekitar 25% dan bahkan ada yang menyatakan lebih dari 50%,” katanya.

            Hal tersebut ujar Sumadi tentunya membuat banyak orang tua merasa was-was terhadap pergaulan anak muda saat ini. Begitu pula dengan narkoba, merupakan masalah krusial karena melalui narkoba HIV/AIDS juga mudah dijangkitkan dari satu orang ke lainnya. Karena itu diungkapkan, dari 147.106 kasus yang tercatat di Indonesia, sampai Maret 2013 lalu di Kaltim terdapat 2.288 kasus HIV/AIDS.

            Sementara itu, dari Rapat Koordinasi Program Penanggulangan masalah Kesehatan, HIV/AIDS dan Penyakit Menular Lainnya Kabupaten dan Kota se-Provinsi Kaltim dan Kaltara di Balikpapa, 1-3 Oktober lalu diungkapkan data yang bersumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim (termasuk data dari Kaltara), ditemukan sebanyak 3.069 pengidap HIV, diantaranya 998 orang telah menjadi penderita AIDS, dan 424 orang telah meninggal.

Yang cukup memprihatinkan adalah, semakin banyaknya ditemukan pada kelompok masyarakat yang semulanya termasuk resiko rendah, namun sekarang ini dapat dianggap sebagai kelompok masyarakat yang beresiko tinggi.

Contohnya sebagaimana yang dilaporkan oleh RSU A.Wahab Sjahranie Samarinda, sampai dengan bulan Agustus 2013, pengidap HIV dan AIDS yang positif menjadi urutan pertama adalah para Pegawai Swasta sebanyak 390 orang, urutan kedua Ibu Rumah Tangga sebanyak 160 orang, urutan ketiga mereka yang tidak bekerja atau penangguran sebanyak 80 orang.

Disamping itu juga sudah ditemukan pada Pegawai Negeri Sipil sebanyak 15 orang, Pelajar 5 orang, Mahasiswa 5 orang. Apabila dilihat dari faktor resikonya, maka yang terbanyak adalah ditemukannya 48 orang Ibu Hamil yang positif HIV dan AIDS dan telah melahirkan bayinya.

            PKBI juga mengungkapkan, sebagian besar pengidap penyakit HIV/AIDS adalah usia produktif yang di antaranya remaja. ”Karena itu, kita tidak boleh terlambat dalam memerangi HIV/AIDS di Kaltim, dan PKBI berupaya membangkitkan Pusat Informasi dan Konseling Remaja sebagai harga mati yang harus dilaksanakan secara serius ,” kata Sumadi.

Untuk itu pihaknya melakukan pelatihan-pelatihan koselor sebaya dari kalangan pemuda dan mahasiswa, konselor  sebaya dari kalangan SMA/K dan kalangan pemuda sebaya, dan konselor sebaya dari siswa SMP yang diharapkan nantinya mereka dapat menjadi Kader Forum Anak Kaltim.

Pelatihan tersebut tambahnya, dilaksanakan sebagai upaya menyiapkan para konselor dari berbagai tingkatan dan melalui berbagai pelatihan ini diharapkan akan mampu membangkitkan kejayaan konsultasi remaja seperti tahun-tahun sebelumnya, yang ketika itu kliennya bisa mencapai 2 ribuan klien per tahun.

Upaya ini juga sangat sejalan dengan yang dilakukan oleh Pemprov Kaltim. Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengatakan, upaya mengatasi epidemi AIDS, tidak akan berhasil bila program penanggulangannya tidak didukung oleh semua pihak terkait, LSM dan organisasi kemasyarakatan, tokoh masyarakat, tokoh Agama dan lainnya.

Jika sebagian besar yang menderita HIV dan AIDS pada usia relatif muda, maka Pemprov Kalti  menganggap pentingnya ditingkatkan penyuluhan kepada remaja dan generasi muda terutama yang berusia 15 sampai dengan 24 tahun. (ri/adv).

//Foto: SELAMATKAN GENERASI. Sumadi menyampaikan materi pada Pelatihan Konselor HIV/AIDS dan Konselor LK3. (dok/humasprov kaltim).

 

Berita Terkait
Government Public Relation