SEPAKU - Kearifan lokal warga Mentawir dalam menjaga hutan Mangrove (bakau) patut mendapat acungan jempol. Kesadaran mereka untuk menjaga hutan tanaman khas pesisir laut itu pun perlahan mulai menuai hasil.
"Hutan mangrove ini akan selalu kami jaga. Sebab sejak dulu hingga sekarang sudah menjadi sumber penghidupan. Kami ingin mangrove tetap menjadi rumah yang nyaman bagi berbagai jenis ikan dan kepiting, serta satwa lainnya. Sementara buah mangrove bisa kami olah menjadi berbagai produk olahan bernilai tambah," kata Lamale, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tiram Tambun Kelurahan Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Sabtu (26/10/2019).
Lamale yang juga Ketua RT 1 Kelurahan Mentawir ini menjelaskan hutan mangrove yang saat ini mereka kelola seluas 500 hektar. Ratusan warga dua RT di kawasan itu pun kompak menjaga mangrove.
Dari buah mangrove itu setidaknya ada tiga jenis produk olahan yang saat ini menjadi sumber penghasilan warga Mentawir. Yaitu produk sirup mangrove, dodol mangrove dan pupur dingin.
"Semua produk akan kami lengkapi perizinannya. Kami juga ingin produk warga Mentawir bisa dijual di mal-mal," harapnya.
Dengan dukungan program CSR PT Inhutani mereka pun membangun jembatan dan gazebo wisata di areal mangrove. Pengunjung pun terus bertambah, khususnya di hari libur dan hari-hari besar nasional.
"Jembatan ini akan kami tambah 100 meter lagi dan kami pasang menara pantau juga kami pasang teropong agar bisa melihat hutan mangrove ini lebih luas lagi," jelas Lamale, seraya menyebut masyarakat banyak mendapat manfaat dari tingginya kunjungan ke kawasan wisata yang mereka bangun sejak tahun 2015 itu.
Terkait isu ibu kota negara yang disebut akan berada tidak jauh dari pusat pemerintahan Indonesia, Lamale berharap agar warga Mentawir tidak terpinggirkan.
"Kami justru sangat berharap produk-produk Mentawir lebih menasional, bukan terpinggirkan," tegasnya.
Sementara Akhmad Wijaya, Konsultan PMU FCPF-CF Bidang Sosial menyebutkan Kelurahan Mentawir memang menjadi salah satu kelurahan yang masuk dalam Program Kampung Iklim (Proklim) Plus.
"FCPF akan terus melakukan pendampingan, selain juga memastikan adanya dukungan dari para pemangku kepentingan, serta para mitra, seperti PT Inhutani, PT Singlurus dan PT ITCI-KU," kata Jaya, sapaan akrabnya. (sul/her/yans/humasprovkaltim)
02 April 2018 Jam 19:46:04
Kehutanan
12 Oktober 2020 Jam 22:27:17
Kehutanan
18 Mei 2020 Jam 21:17:06
Kehutanan
12 Oktober 2020 Jam 22:27:17
Kehutanan
06 September 2019 Jam 20:10:57
Kehutanan
01 Oktober 2013 Jam 00:00:00
Kehutanan
27 September 2023 Jam 16:41:53
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:38:35
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
27 September 2023 Jam 16:34:52
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:29:55
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:26:49
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
31 Oktober 2015 Jam 00:00:00
Pelatihan, Kepegawaian
01 Juli 2013 Jam 00:00:00
Kepemudaan dan Olahraga
25 Juli 2020 Jam 14:31:35
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
29 Oktober 2020 Jam 00:24:29
Penanggulangan Bencana
21 April 2014 Jam 00:00:00
Energi dan Sumber Daya Mineral