SAMARINDA - Momentum pengembangan budidaya ubi kayu atau singkong di Kaltim dimulai dengan keseriusan investor dari China Holley Group Ltd yang bekerjasama dengan perusahaan nasional PT United Sasamba Plantation untuk membangun kebun dan pabrik pengolahan produk turunan ubi kayu dengan investasi mencapai 5 juta US Dolar.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kaltim menjadi fasilitator kerjasama business to business atau antar perusahaan dengan perusahaan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang dilaksanakan di ruang rapat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kaltim, Senin (26/8).
"Kita sangat bersyukur karena program pengembangan ubi kayu atau singkong ini diharapkan membantu mengentaskan kemiskinan melalui peningkatan pendapatan dari tanaman singkong dan sebagai petani plasma perusahaan. Apalagi kegiatan ini sangat sejalan dengan keinginan Gubernur Awang Faroek menjadikan singkong ini sebagai komoditi unggulan masa mendatang," ujarnya.
Dijelaskan, keseriusan investor China ditunjukkan melalui kerjasama dengan perusahaan nasional. Tugas Dinas Pertanian Tanaman Pangan adalah memberikan regulasi dan kemudahan perijinan termasuk penyediaan lahan oleh kabupaten/kota di Kaltim. Nantinya budidaya penanaman ubi kayu ini diharapkan dapat melibatkan banyak tenaga kerja.
Ibrahim menambahkan progam penanaman singkong untuk mengentaskan kemiskinan yang telah dicanangkan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak pada Juni lalu dan mendapat respon besar dari masyarakat, petani, hingga investor. Petani mendapat bibit-bibit singkong untuk ditanam pada lahan pekarangan dan lahan-lahan kosong lainnya.
"Respon dari investor begitu cepat padahal kita baru mencanangkan penanaman singkong. Untungnya petani kita telah membudidayakan singkong walaupun skalanya masih kecil dan tersebar diseluruh Kaltim. Saat ini permintaan produk ubi kayu segar dan turunan sederhana berupa potongan umbi kering (chip) pasar begitu luas, hingga ke luar ngeri," katanya.
Sementara itu, Presiden Commissaries PT United Sasamba Plantation, Ardento Chandra mengatakan bahwa permintaan pasar ubi kayu dalam bentuk chips, tepung tapioka dan tepung mocaf terbuka sangat lebar, mencapai 10 juta ton per tahun. Saat ini, ujarnya Thailand dan Vietnam hanya dapat memenuhi 35 juta ton per tahun. Sehingga terbuka peluang 65 juta ton per tahun dari pasar Indonesia.
"Dengan Nota Kesepahaman ini kami akan merelokasi pabrik kami di Poso ke Kaltim. Kami telah mendapat lahan di Kabupaten PPU dan sejumlah kabupaten lain sesuai dengan program pengembangan Pemerintah Kaltim. Kami berani bermitra dengan investor Cina karena stabilitas kemanan Kaltim terjaga, lahan luas, dan angin bertiuop tidak begitu kencang yang merupakan musuh utama tanaman ubi," ujarnya.(yul/hmsprov)
///Foto : Direktur PT United Sasamba Plantation, Denis Ardento membubuhkan tanda tangan MoU yang disaksikan GM China Holley Group Ltd Gang Xiao (dua dari kiri) dan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan H Ibrahim (dua dari kanan).(yuliawan/humasprov kaltim)
28 Desember 2020 Jam 20:54:25
Investasi
13 Juli 2018 Jam 20:18:16
Investasi
26 November 2013 Jam 00:00:00
Investasi
14 Maret 2018 Jam 11:57:14
Investasi
09 Juni 2022 Jam 20:40:48
Investasi
06 Desember 2013 Jam 00:00:00
Investasi
26 Januari 2023 Jam 13:48:45
Wakil Gubernur Kaltim
24 Januari 2023 Jam 13:38:15
PKK
24 Januari 2023 Jam 13:35:08
Wakil Gubernur Kaltim
24 Januari 2023 Jam 07:35:37
Wakil Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
30 Juli 2021 Jam 22:44:50
Sosialisasi Masyarakat
05 April 2013 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
22 Oktober 2018 Jam 18:24:41
Perdagangan
24 April 2013 Jam 00:00:00
Komunikasi dan Informatika
18 Agustus 2020 Jam 22:23:20
PKK
23 November 2015 Jam 00:00:00
Lingkungan Hidup